Angka tersebut sudah melebihi ambang standar yang ditetapkan WHO untuk keterisian tempat tidur pasien Covid-19 yakni 60 persen.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 akan berdampak pada penuhnya ruang kamar di setiap rumah sakit apabila tidak segera diantisipasi.
"Data menunjukkan, Covid-19 di Kota Bogor grafiknya naik. Tingkat hunian rumah sakit di 49 persen setelah kemarin di bawah 20 persen. Sedikit lagi melewati ambang batas, tapi masih cukup rendah dibanding kota-kota lain di Jawa Barat," ungkap Bima, Selasa.
Baca juga: Anies Keluar Kota Saat Kasus Covid-19 Naik, PDI-P: Kok Asyik di Tempat Lain, Harusnya Beri Teladan
Bima telah meminta setiap rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayahnya untuk segera menambah kapasitas tempat tidur pasien Covid-19.
Selain itu, lanjut Bima, Pemkot Bogor berencana untuk menambah pusat isolasi di tempat lain. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi ledakan kasus Covid-19.
Berdasarkan data terbaru Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, skoring kasus Covid-19 Kota Bogor saat ini sudah menginjak di angka 1,91. Artinya, jika angka terus meningkat, Kota Bogor bisa naik status ke zona merah penyebaran Covid-19.
Selain itu, positive rate pada minggu ini meningkat dari 12,1 persen menjadi 15,7 persen.
Bed occupancy rate (BOR) di Kota Depok juga meningkat cukup cepat hingga melebihi ambang batas aman dari WHO.
"Pada 31 Mei 2021, itu BOR solasi itu 31,4 persen, pada 13 Juni 2022 kemarin datanya 61,7 persen," kata Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Pemkot Bogor Tambah Tempat Pusat Isolasi