Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Kopi Keliling Minta Jalur Sepeda Permanen Sudirman-Thamrin Tak Dibongkar

Kompas.com - 17/06/2021, 15:13 WIB
Ihsanuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang kopi keliling menolak wacana pembongkaran jalur sepeda permanen Sudirman-Thamrin di Jakarta. Sebagai pedagang yang menjajakan barang dagangannya dengan bersepeda, para pedagang kopi keliling merasa sangat terbantu dengan kehadiran jalur khusus yang terproteksi.

Jaelani (41), pedagang kopi keliling, mengaku senang dengan keberadaan jalur sepeda permanen.

Perjalanannya menggowes sepeda jadi lebih lancar karena tidak harus berada satu jalur dengan kendaraan bermotor.

"Jadi lebih enak pakai jalur sepeda ini, sampai tujuan lebih cepat, enggak kena macet," kata Jaelani saat ditemui Kompas.com tengah bersepeda di depan FX Sudirman, Jakarta, Kamis (17/6/2021).

Baca juga: Kapolri Setuju Jalur Sepeda Dibongkar, Komunitas Bike to Work Merespons

Warga Cipulir, Jakarta Selatan itu mengaku lebih sering berjualan di sepanjang jalur Sudirman-Thamrin sejak adanya jalur sepeda terproteksi. Di daerah ini ramai pekerja kantoran yang lalu lalang.

Karena itu, Jaelani sangat menyesalkan jika planter box sebagai pembatas jalur sepeda permanen ini harus dibongkar.

"Kalau bisa ya jangan dibongkar. Ini sudah bagus begini kok mau dibongkar," kata dia.

Hal serupa disampaikan pedagang kopi keliling lainnya, Yusuf (28). Ia merasa lebih aman saat menggowes sepedanya di jalur sepeda permanen.

Saat bersepeda di jalur kendaraan bermotor, ia kerap kali merasa was-was.

"Kalau di jalan raya itu takut aja kesenggol mobil atau motor. Suka diklakson kalau jalannya lambat, padahal kan bawaan berat, jadi gowesnya juga agak berat," katanya.

Baca juga: Karpet Merah untuk Road Bike dan Keinginan Polri Bongkar Jalur Sepeda Sudirman-Thamrin

Dengan jalur sepeda permanen, ia merasa aman karena tak lagi satu jalur dengan kendaraan bermotor. Meskipun ia juga mengakui jalur sepeda itu masih kerap diterobos oleh pemotor di jam-jam macet.

"Ya harusnya motornya yang ditertibkan jangan sampai masuk jalur sepeda. Bukan jalur sepedanya yang dibongkar," kata dia.

Wacana untuk membongkar jalur sepeda itu muncul saat Kapolri Jenderal (Polisi) Listyo Sigit Prabowo mengadakan rapat dengan Komisi III DPR, Rabu kemarin.

Listyo mengatakan, pihaknya setuju jika jalur sepeda permanen Sudirman-Thamrin dibongkar. Namun, Listyo mengatakan, Polri akan mencari formula terbaik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul setelah adanya jalur sepeda tersebut.

"Prinsipnya, terkait dengan jalur sepeda, kami akan terus mencari formula yang pas, kami setuju untuk masalah (jalur) yang permanen itu nanti dibongkar saja," kata Listyo

Listyo mengemukakan, untuk mencari solusi tersebut, Polri akan melakukan studi banding ke beberapa negara terdekat. Ia menyebut ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain pengaturan rute sepeda baik sepeda yang digunakan untuk bekerja atau berolahraga.

Kemudian, jam pemberlakuan jalur sepeda, pengaturan luas wilayah jalur sepeda, serta daerah-daerah mana saja yang menerapkan jalur sepeda.

Namun Wakil Gubernur DKI Jakkarta Ahmad Riza Patria menyatakan, pihaknya belum mengeluarkan keputusan soal nasib jalur sepeda karena masih melakukan kajian.

"Terkait jalur sepeda semuanya masih dalam proses uji coba pengkajian, Pak Gubernur belum mengeluarkan keputusan," ucap Riza dikutip Tribun Jakarta, Rabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com