Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di Jakarta Meledak Lagi, Ada 4.144 Kasus Baru Hari Ini, Kedua Tertinggi sejak Pandemi

Kompas.com - 17/06/2021, 16:37 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Jakarta kembali meledak. Hari ini, Kamis (17/6/2021), terdapat 4.144 kasus baru Covid-19 dari hasil pemeriksaan PCR terhadap 16.499 orang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, lonjakan kasus tersebut merupakan lonjakan dengan jumlah kasus kedua tertinggi sejak pandemi Covid-19 melanda.

Tambahan kasus tertinggi terjadi pada 7 Februari 2021 dengan 4.213 kasus.

"Jika kita kilas balik, kasus hari ini mendekati angka tertinggi yang pernah terjadi pada 7 Februari 2021, yang mana mencapai 4.213 kasus dalam sehari," ucap Dwi dalam keterangan tertulis, Kamis (17/6/2021).

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Uji Coba Belajar Tatap Muka di Jakarta Dihentikan

Dengan lonjakan kasus tersebut, Dwi mengingatkan kembali masyarakat untuk tidak menyepelekan penyebaran Covid-19.

"Penanggulangan pandemi ini butuh kerja bersama. Kami imbau masyarakat terus waspada terhadap penularan Covid-19 yang semakin cepat dan selalu menerapkan 5M di mana pun dan kapan pun," kata Dwi.

Adapun 4.144 kasus Covid-19 hari ini tersebar di enam kota/kabupaten di Jakarta.

Rinciannya, lima kasus di Kepulauan Seribu 5 kasus, 824 kasus di Jakarta Barat, 490 kasus di Jakarta Pusat, 932 kasus di Jakarta Selatan, 1.370 kasus di Jakarta Timur, dan 523 kasus di Jakarta Utara.

Baca juga: Waspada Varian Baru Covid-19 di Jakarta, Lebih Berbahaya dan Lebih Menular

Kecamatan dengan jumlah kasus terbanyak, yakni Cengkareng dengan 205 kasus, Duren Sawit sebanyak 189 kasus, Cipayung dengan 177 kasus, dan Jagakarsa sebanyak 172 kasus.

Dengan penambahan kasus pada hari ini, kini tercatat ada 22.611 kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta.

"Dari jumlah kasus aktif tersebut, 25 persen adalah orang tanpa gejala, 35 persen bergejala ringan, 30 persen bergejala sedang, serta 10 persen bergejala berat dan kritis," kata Dwi.

 

Pasien di Wisma Atlet  meningkat 600 persen dalam 9 hari

Jumlah pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, masih terus mengalami tren penambahan sampai Kamis (17/6/2021) hari ini.

Berdasarkan data terbaru pada pukul 08.00 WIB, jumlah pasien di RS Wisma Atlet sudah mencapai lebih dari 5.730 orang. Ada penambahan jumlah pasien dibandingkan sehari sebelumnya.

"Jumlahnya bertambah 179 orang dari hari kemarin. Semula 5.551 menjadi 5.730," kata Humas RS Wisma Atlet Kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangan tertulis, Kamis.

Baca juga: Daftar Lengkap Hotel dan Tempat Isolasi Mandiri Pasien Covid-19 di Jakarta

Catatan Kompas.com, tren kenaikan ini mulai terjadi sejak Selasa, 18 Mei lalu, atau beberapa hari usai libur Idul Fitri. Saat itu hanya ada 900 pasien Covid-19 yang dirawat di RS Wisma Atlet.

Namun,jumlah pasien terus bertambah setiap harinya akibat pasien masuk lebih banyak ketimbang pasien keluar.

RS Wisma Atlet sempat hampir penuh karena hanya memiliki kapasitas 5.994 tempat tidur.

Pada Selasa (15/6/2021), pengiriman pasien positif Covid-19 ke RS Wisma Atlet sempat disetop guna menyiapkan tempat tidur tambahan.

Baca juga: Simak Panduan Isolasi Mandiri Bagi Pasien Covid-19 Tanpa Gejala di Sini

Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara yang menjadi lokasi pemakaman pasien Covid-19 nampak dihiasi antrean mobil ambulans pada Kamis (17/6/2021) siang.KOMPAS.COM/ IRA GITA Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara yang menjadi lokasi pemakaman pasien Covid-19 nampak dihiasi antrean mobil ambulans pada Kamis (17/6/2021) siang.

Antrean ambulans di pemakaman Covid-19

Bukti mulai menggilanya kasus Covid-19 di Jakarta adalah pemandangan yang tampak di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara. 

Pada Kamis (17/6/2021) siang, terlihat antrean ambulans. Menurut pantauan Kompas.com, ada empat ambulans yang menunggu giliran untuk memakamkan pasien Covid-19.

Terlihat dua orang petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap menggotong peti putih yang diselimuti plastik. Serta sejumlah keluarga pasien menyaksikan proses peti tersebut dimasukan ke dalam liang lahat dalam suasana duka.

Terlihat seorang ibu memeluk putranya sambil menangis di depan pusara. Sang anak pun menepuk pundak sang ibu, seolah berusaha menenangkan.

Baca juga: Covid-19 di DKI Jakarta Meningkat, Mobil Ambulans Antre di TPU Rorotan

Sekitar 15 menit kemudian, para petugas langsung melakukan proses pemakaman jenazah di mobil ambulans berikutnya.

Keempat pasien Covid-19 tersebut dimakamkan di Blad III TPU Rorotan, sebab Blad I dan Blad II sudah terisi penuh.

Kondisi tersebut merupakan imbas dari kasus Covid-19 di DKI Jakarta yang kembali meningkat dalam beberapa waktu belakangan ini.

Baca juga: Ini Link dan Cara Pendaftaran Vaksinasi untuk 18 Tahun ke Atas di Jakarta

Salah satu petugas keamanan yang berada di lokasi mengatakan, pada Kamis siang sudah ada puluhan jenazah yang masuk ke TPU Rorotan.

"Hari ini saja sudah masuk 32 jenazah, per pukul 14.00 WIB," kata salah satu petugas.

Tak lama, tersengar sirine ambulans yang menghantarkan jenazah pasien Covid-19 kembali datang ke TPU ini untuk dimakamkan.

Menurut petugas, sebanyak 600 makam pasien Covid-19 di TPU Rorotan sudah terpakai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com