Memindahkan bangunan tua dan ringkih sudah pasti tak akan semudah memindahkan bangunan baru. Untuk itu, perlu teknik khusus untuk memindahkan tugu jam berusia 52 tahun ini.
Ahli yang turun tangan dalam hal ini ada dua, yaitu Guru Besar Arkeolog Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Cecep Eka Permana dan Guru Besar Bidang Material dan Struktur Beton ITB Iswandi Imran.
Bagian Cecep adalah melakukan eskavasi untuk mengetahui struktur bangunan mulai dari ujung fondasi sampai ke ujung paling atas menara.
Baca juga: Tugu Jam Thamrin Akan Dipotong Tiga Bagian Sebelum Direlokasi
Kajian ekskavasi dilakukan pada September lalu, hasilnya kaki menara berbentuk octagon atau persegi enam yang mirip seperti bentuk ring pertarungan bela diri campuran atau mixed martial arts (MMA).
"Hasil ekskavasi menunjukan kaki menara jam berbentuk segi 8. Terlihat di dalam ekskavasi jejak pembangunan seperti sisa bangunan taman, seperti akses jalan, trotoar, serta ditemukan juga fasilitas kota lain, seperti pipa dan gorong-gorong," kata Cecep.
Setelah diketahui bentuk bangunan baik yang tampak maupun tersembunyi di bawah tanah, giliran Iswadi Imran yang mengeksekusi cara memindahkan menara kurus dan ringkih itu ke tempat yang aman untuk sementara waktu.
Baca juga: Ada Pembangunan MRT Fase 2, Menara Jam Thamrin Dipindahkan dan Dipotong Jadi 3 Bagian
Iswandi berencana akan memotong bagian menara menjadi tiga agar proses evakuasi berjalan dengan lancar tanpa merusak struktur utama Menara Jam Thamrin.
"Rencana pemindahan nantinya akan didahului dengan pemotongan menjadi tiga segmen. banyak di antaranya dampak terhadap struktur menara itu sendiri, dan juga kemudahan di dalam handling transporting, penyimpanan agar menara ini bisa kembali di tempat semula dengan kondisi yang lebih baik," kata dia.
Menara Jam Thamrin nantinya akan disimpan di sekitar Monas sembari menunggu pengerjaan Stasiun MRT Thamrin rampung.
Setelah semua rampung, jam bersejarah itu kembali akan dipasang di tempatnya semula dengan sedikit pemugaran agar jam berfungsi kembali dan memiliki struktur yang lebih kuat tanpa mengubah keasliannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.