Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dokter Hadapi Lonjakan Covid-19: Kurang Tidur, Makan Tak Teratur, hingga Kurangi Jam Kerja karena Hamil

Kompas.com - 24/06/2021, 09:58 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Waktu menunjukkan pukul 20.00 WIB, Rabu (23/6/2021), ketika Rizal, bukan nama sebenarnya, berbincang dengan Kompas.com lewat aplikasi pesan.

Dokter umum yang bertugas di IGD rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabodetabek itu masih berada di tempatnya bekerja. Padahal, ia hari itu bertugas sejak pagi.

"Gue shift pagi, jam 07.00-14.00, tapi prolong karena pasien banyak, baru kelar jam 15.30. Sekarang masih di RS, ada kerjaan lain," kata Rizal.

Baca juga: Cerita Dokter Terima Pasien Covid-19 yang Ditolak 10 RS hingga Banyak Rekan Terinfeksi Corona

Sejak dua pekan lalu, jumlah pasien Covid-19 yang datang ke RS tempatnya bekerja tiba-tiba melonjak.

Tiap shift kerja tujuh jam, Rizal berujar, ada lebih dari lima pasien Covid-19 yang datang ke rumah sakit tempatnya bekerja. Padahal, dalam tempo empat bulan terakhir, paling hanya ada 2-3 pasien baru per shift, malah kadang tak ada pasien.

Gara-gara lonjakan pasien Covid-19 akhir-akhir inilah, Rizal dan rekan sejawatnya kerap lembur. Belum lagi ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan.

Selain bertugas di IGD, Rizal adalah anggota peneliti penelitian Covid-19 multisenter, tim swab BNPB untuk karantina orang yang baru tiba dari luar negeri, dan punya setumpuk pekerjaan ilmiah macam bikin penelitian, dll.

Baca juga: Alarm dari RS Wisma Atlet, Pasien Positif Dipulangkan hingga Teror Sirene

Banyaknya pekerjaan, terlebih dengan adanya lonjakan kasus Covid-19 seperti saat ini, membuat Rizal tak punya banyak waktu untuk cukup tidur.

"Gue banyak kerjaan, tiap hari tidur kurang, makan enggak bisa dijaga," ujarnya.

"Jujur, gue udah enggak ngerti penjagaan diri gue gimana," kata Rizal saat ditanya cara menjaga kesehatan di tengah lonjakan kasus Covid-19 dan setumpuk pekerjaannya.

Rizal bercerita, dalam sehari, ia mengenakan pakaian hazmat berjam-jam, bahkan bisa sampai delapan jam. Itulah salah satu penyebab pola makannya tak teratur.

"Tadi gue pakai hazmat cuma dua jam, soalnya kan bisa ganti-gantian masuk. Pernah (pakai hazmat) delapan jam. Kadang kalau ribet, ya udah, gue terobos aja (pakai hazmat) sampai selesai shift. Iya, enggak makan minum (selama pakai hazmat)," tutur Rizal.

Baca juga: Tinjau Tempat Pemakaman Covid-19, Anies: Air Mata Tak Berhenti Mengalir

Meski harus bekerja lembur dan menghadapi segala risiko, seperti tingginya potensi tertular virus corona, Rizal mengaku senang bertugas di IGD.

"Sebenarnya gue senang-senang aja kerja di IGD, regardless risk of infection-nya ya, gue semangat aja kerja di IGD, banyak belajar," kata pria yang sebelumnya pernah terinfeksi virus corona itu.

Sementara itu, dokter di sebuah klinik swasta di Jakarta, Dea, memilih untuk mengurangi jam kerjanya di tengah lonjakan kasus Covid-19 saat ini. Sebab, ia sedang hamil.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Orangtua Bocah 7 Tahun yang Didiagnosis Mati Batang Otak Sebut Resume Medis Janggal

Orangtua Bocah 7 Tahun yang Didiagnosis Mati Batang Otak Sebut Resume Medis Janggal

Megapolitan
Anaknya Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua Sebut Penjelasan Pihak RS Berputar-putar

Anaknya Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua Sebut Penjelasan Pihak RS Berputar-putar

Megapolitan
KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo, Kini Diserahkan ke Polda Metro

KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo, Kini Diserahkan ke Polda Metro

Megapolitan
Atasi Polusi Udara, 109 Gedung Tinggi di Jakarta Pasang 'Water Mist Generator'

Atasi Polusi Udara, 109 Gedung Tinggi di Jakarta Pasang "Water Mist Generator"

Megapolitan
Kekeringan di Tangsel Meluas, 4 Kelurahan Krisis Air Bersih

Kekeringan di Tangsel Meluas, 4 Kelurahan Krisis Air Bersih

Megapolitan
Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Sering Lecehkan Anak-anak

Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Sering Lecehkan Anak-anak

Megapolitan
Pemprov DKI Sanksi 11 Perusahaan Penyebab Polusi, 4 Disegel Sementara

Pemprov DKI Sanksi 11 Perusahaan Penyebab Polusi, 4 Disegel Sementara

Megapolitan
Pelaku Penusukan Wanita di Dekat Central Park Diperiksa Kejiwaannya

Pelaku Penusukan Wanita di Dekat Central Park Diperiksa Kejiwaannya

Megapolitan
Kebakaran di Pemukiman Padat Penduduk Menteng Diduga Akibat Korsleting

Kebakaran di Pemukiman Padat Penduduk Menteng Diduga Akibat Korsleting

Megapolitan
Polisi Akan Padukan Keterangan Saksi Pelecehan Finalis Miss Universe Indonesia dengan Hasil Digital Forensik

Polisi Akan Padukan Keterangan Saksi Pelecehan Finalis Miss Universe Indonesia dengan Hasil Digital Forensik

Megapolitan
Cerita Staf TU di SMAN 6 Jakarta Padamkan Api Bersama Almarhum Cecep

Cerita Staf TU di SMAN 6 Jakarta Padamkan Api Bersama Almarhum Cecep

Megapolitan
Bocah Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua: Anak Saya Kejang dan Henti Jantung

Bocah Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua: Anak Saya Kejang dan Henti Jantung

Megapolitan
2 Pembacok Pasutri di Warakas Terancam 5 Tahun Penjara

2 Pembacok Pasutri di Warakas Terancam 5 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Sebut Suami Korban Pembunuhan di Tanjung Duren Dapat Sinyal SOS

Polisi Sebut Suami Korban Pembunuhan di Tanjung Duren Dapat Sinyal SOS

Megapolitan
Transjakarta Operasikan Rute Cawang-Stasiun Halim, Terintegrasi dengan Kereta Cepat

Transjakarta Operasikan Rute Cawang-Stasiun Halim, Terintegrasi dengan Kereta Cepat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com