Dia sempat membawa suaminya ke RS di Pinang sekitar pukul 16.00 WIB. Namun, Joko akhirnya meninggal dunia di RS tersebut.
Menurut Putri, Joko tidak menderita penyakit bawaan apa pun selama ini.
Yang dia pertanyakan adalah mengapa pihak puskesmas menyuntikkan vaksin Covid-19, meski tensi darah suaminya yang tergolong tinggi tepat sebelum disuntik.
"Yang saya sesalin, dari pihak sana kenapa tensi 160 itu divaksin. Harusnya kan kondisi seseorang itu mereka harunya tahu ya. Petugas kesehatan tahu boleh atau enggak (disuntik vaksin)," urai Putri.
Baca juga: Trio Meninggal Usai Divaksin AstraZeneca, Pihak Keluarga Berharap Ada Kejelasan dari Hasil Otopsi
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Liza Puspadewi berujar, pihaknya akan menyelidiki kasus tersebut.
Pihaknya, kata Liza, bakal menyelidiki dugaan Joko meninggal usai divaksin bersama dengan Kelompok Kerja Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Pokja KIPI).
"Sekecil apapun side effect dari vaksin, akan kami bahas," ungkap dia saat ditemui di kantornya, Kamis.
"Kami kan punya Pokja Kipi," lanjut dia.
Kata Liza, jajarannya akan mengumpulkan dan mengolah data-data terkait kondisi kesehatan Joko.
Dia menyatakan, data terkait kondisi kesehatan korban merupakan hasil skrining yang korban lakukan sebelum disuntik vaksin.
Setelah itu, baru dapat dipastikan apakah korban meninggal karena vaksinasi Covid-19 atau bukan.
"Kami inventaris dulu data-data. Setelah itu kami bahas sama tim Pokja KIPI. Nanti tim KIPI baru keluar (hasilnya), ini apakah benar-benar pure karena vaksin atau dia coincidence (kebetulan)," urai Liza.
Ia memperkirakan, hasil kajian Dinkes Kota Tangerang dan Pokja KIPI soal penyebab kematian Joko bakal dirilis hari Sabtu (26/6/2021).
"Diperkirakan hari Sabtu, nanti ada rilisnya," sebut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.