Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puskesmas Kebanjiran Pasien Covid-19, Warga Depok yang Isolasi Mandiri Diminta Bersabar

Kompas.com - 24/06/2021, 17:07 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita, mengakui bahwa jajarannya belakangan sering "disapa" oleh warga yang positif Covid-19 dan isolasi mandiri.

Menurut dia, banyak pasien Covid-19 merasa tidak puas karena "hanya" dipantau kondisi kesehatannya saat isolasi mandiri dengan telepon.

"Masyarakat nuntutnya banyak. Misalnya mereka positif, mereka lapor, terus penginnya segera didatangin, dilihatin, terus dikasih ini-itu. Padahal kan nggak bisa juga seperti itu," kata Novarita kepada Kompas.com, Kamis (24/6/2021).

Baca juga: Petugas Puskesmas Kerja Berlebih: Dari Vaksinasi Covid-19, Penelusuran, hingga Pantau Pasien

Ia menjelaskan bahwa beban kerja puskesmas saat ini cukup berat. Selain harus berhadapan dengan melonjaknya jumlah warga yang harus dipantau saat isolasi mandiri, mereka juga memanggul beban kerja lain yang tak kalah krusial.

Untuk menangani Covid-19 saja, petugas puskesmas harus semakin banyak melakukan swab antigen dan PCR serta melakukan pelacakan kontak erat (tracing) terhadap warga.

Ditambah lagi, mereka juga mesti mengurusi vaksinasi yang sedang digencarkan, serta mencarikan rumah sakit rujukan bagi warga yang bergejala berat, padahal rumah sakit sedang penuh di mana-mana.

Ini belum menghitung jumlah tenaga puskesmas yang mulai berkurang pula karena sebagian dari mereka mulai tertular Covid-19 juga.

Padahal, layanan-layanan kesehatan lain di luar urusan Covid-19 juga harus jalan terus.

Baca juga: ICU Covid-19 di Depok Sudah Terisi 101 Persen, RS Terpaksa Pilih-pilih Pasien

"Banyak sih, keluhan dari masyarakat, 'bu, kok nggak respons, responsnya lambat?' Ya mereka kan tidak melihat. Mereka melihat dari sisi mereka saja," kata Novarita.

"Yang dipantau banyak. Kadang-kadang ada yang tidak puas juga, 'cuma ditelepon doang, Bu, tidak didatangi?' Ya, berapa banyak kalau yang mau didatangi? Nelpon saja perlu waktu juga, satu per satu ditanyai bagaimana, dicatat," lanjutnya.

Saat ini, Depok baru memiliki 38 puskesmas dari total 63 kelurahan yang tersebar di kota itu.

Hal ini menyebabkan sejumlah tenaga puskesmas kedapatan porsi memantau pasien Covid-19 yang isolasi mandiri pada satu kelurahan sekaligus.

Padahal, per kelurahan, diperkirakan ada kurang-lebih 50 warga positif Covid-19 yang harus dipantau pada masa-masa ini.

"Mereka juga memantaunya bisa sampai 24 jam," kata Novarita.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak Drastis, Dinkes Depok: Puskesmas Keteteran

Data Pemkot per Rabu kemarin, ada tambahan 422 kasus baru Covid-19. Sebanyak 158 pasien diklaim pulih, dan 4 pasien Covid-19 meninggal dunia.

Kasus aktif Covid-19 di Depok kini melonjak jadi 5.449 pasien yang masih harus menjalani isolasi dan perawatan, bertambah 260 dibandingkan sebelumnya.

Depok telah melampaui puncak gelombang pertama dari segi jumlah kasus aktif. Puncak gelombang pertama terjadi pada 30 Januari 2021, dengan 5.011 orang pasien Covid-19 di Depok saat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com