DEPOK, KOMPAS.com - Hulu penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, termasuk Jabodetabek, amburadul. Lonjakan demi lonjakan terus terjadi dan semakin gawat. Kurva kasus Covid-19 melonjak vertikal dalam dua pekan terakhir.
Rusaknya hulu penanganan pandemi membuat arus pasien Covid-19 datang begitu deras. Di hilir, fasilitas-fasilitas kesehatan akan ambruk dalam waktu deket karena "banjir bandang" pasien Covid-19.
Rumah-rumah sakit di Jakarta dan kota penyangga telah dinyatakan penuh. Bahkan, overkapasitas. Di Depok, ICU khusus pasien Covid-19 yang jumlahnya 109 unit telah terisi 101,82 persen. Lebih dari 100 persen.
Itu artinya, sebagian pasien Covid-19 bergejala berat yang seharusnya dirawat di ICU, terpaksa dirawat di ruangan lain.
Baca juga: Ketika RS Rujukan Covid-19 di Jabodetabek Kolaps dan Banyak Pasien Telantar
Jumlah pasien Covid-19 di Depok sudah mencapai rekor baru sejak tiga hari lalu dan tampak masih akan terus mencapai rekor-rekor berikutnya.
"Sekarang, di IGD ada 24 pasien stagnan, tidak bisa naik ke ruangan rawat inap atau ICU dan HCU karena penuh. Ada beberapa yang harus menunggu sambil duduk karena ranjang IGD pun penuh," jelas Riki, salah seorang tenaga kesehatan di RS Universitas Indonesia, Selasa (22/6/2021).
Per sif kerja 7 jam, Riki memperkirakan ada lima pasien Covid-19 yang datang ke rumah sakit tempatnya bekerja.
Kondisi kesehatan para pasien juga sudah jelek, dengan gejala klinis sedang hingga berat. Bahkan, lebih banyak pasien Covid-19 di bawah usia 60 tahun saat ini. Beberapa dari mereka bahkan telah ditolak hingga 10 rumah sakit.
"Kami kekurangan tenaga. Ini pasien yang datang kebanyakan sudah ditolak RS-RS lain," ujarnya.
"Perawat yang masuk per shift tiga orang, tapi harus pegang sampai 30 pasien. Itu sama sekali tidak ideal," tambah Riki.
Selama ini, rumah sakit mendominasi perbincangan soal ancaman kolapsnya sistem kesehatan. Padahal, sistem kesehatan bukan hanya rumah sakit.
Puskesmas justru adalah ujung tombak kesehatan masyarakat, terlebih di masa pandemi Covid-19. Namun, kini Puskesmas juga dalam ancaman.
Pemerintah Kota Depok sudah mengakui bahwa Puskesmas menghadapi beban kerja berlebih di masa-masa sekarang. Sangat berat.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak Drastis, Dinkes Depok: Puskesmas Keteteran
"Puskesmas kan memang tenaganya tidak banyak dan juga banyak yang kena, terpapar, kan mereka manusia juga, bisa terpapar (Covid-19)," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita, kepada Kompas.com, Kamis (24/6/2021).
"Ketika dia terpapar kan ada pengurangan tenaga yang melaksanakan tugas, sedangkan tugasnya semakin meningkat. Jadi memang agak keteteran," jelasnya.