Setelah itu, baru dapat dipastikan apakah korban meninggal karena vaksinasi Covid-19 atau bukan.
"Kami inventaris dulu data-data. Setelah itu kami bahas sama tim Pokja KIPI. Nanti tim KIPI baru keluar (hasilnya), ini apakah benar-benar pure karena vaksin atau dia coincidence (kebetulan)," urai Liza.
Ia memperkirakan, hasil kajian soal penyebab kematian Joko bakal dirilis hari Sabtu (26/6/2021).
Liza mengaku bahwa jajarannya tidak berencana melakukan visum untuk pemeriksaan lebih lanjut terhadap Joko.
Dia menyebut pihaknya hanya akan mengumpulkan dan mengolah data-data terkait kondisi kesehatan Joko.
Liza menambahkan, stok vaksin di Kota Tangerang tidak ada satu pun yang sudah kedaluwarsa.
Menurut Liza, Dinkes Kota Tangerang selalu menghabiskan vaksin begitu pihaknya menerima stok.
"Dari semua wilayah di Provisi Banten, yang paling cepat ngevaksin itu di Kota Tangerang. Jadi enggak sempat kedaluwarsa," kata dia.
Liza juga menambahkan, peserta vaksinasi harus jujur saat kesehatannya diperiksa oleh tenaga kesehatan.
Hal tersebut guna mengetahui apakah target vaksin berhak menerima suntikan vaksinasi atau tidak.
Perihal Joko yang disebut disuntik vaksin meski tensinya tinggi, Liza mengaku akan memeriksa terlebih dahulu hasil skrining tes kesehatan korban.
Skrining tes itu dapat diakses olehnya melalui aplikasi Primary Care (P-Care).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.