Namun, ia harus merogoh kocek hingga Rp 1,5 juta.
"Kalau yang di kisaran Rp 1 juta itu susah dan overload, apalagi kalau layanan di klinik ngandelin lab rekanan, untuk hasilnya mereka enggak bisa pastiin keluar kapan," ujarnya.
Novi berharap pemerintah, baik pusat maupun daerah, mulai tanggap mengenai kesulitan warga mengakses tes PCR ini.
Ia menilai, harusnya pemerintah sudah mengantisipasi masalah ini mengingat kasus Covid-19 belakangan terus melonjak.
"PCR kan sebenarnya acuan buat kita preventif sama Covid-19 biar tahu langkah ke depan mesti gimana. Mudah-mudahan pemerintah lebih tanggap dan sigap buat antisipasi saja sih kejadian kayak gini," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.