"Stimulasi sebenarnya bisa diberikan di dalam rumah oleh orangtua, orang dewasa lain, atau kakaknya, tapi sosialisasi dengan teman sebaya yang memang terkendala," kata Rini.
Baca juga: Ketika Anak Positif Covid-19, Seperti Apa Panduan Isolasinya di Rumah?
Ia juga menilai, anak-anak bisa diajak bermain di sekitar lingkungan rumah, tetapi tetap dalam pengawasan orangtua.
Jadi, jika bertemu dengan teman sebayanya, anak-anak tetap bisa saling menyapa tetapi tetap memerhatikan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak.
"Jadi kalau dia di teras ada anak lain yang lewat bisa memperkenalkan. Tidak berdekatan, tidak bersentuhan, hanya diperkenalkan itu ada anak lain. Usianya sama. Dadah-dadah dari jauh. Jangan dikurung dalam rumah saja," kata dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang ini.
Selain bermain di luar rumah, kebutuhan anak untuk bersekolah juga kini terganggu akibat pandemi Covid-19.
Pembelajaran tatap muka yang sudah diuji coba kini kembali dihentikan akibat kasus Covid-19 melonjak. Kini, anak-anak kembali harus menjalani sekolah secara daring.
Dokter Rini mengatakan, memang ada kecendrungan anak-anak kesulitan untuk sekolah daring.
Ini khususnya terjadi pada anak-anak usia pra-sekolah.
"Kalau anak yang sudah pernah bersekolah bisa mengikuti tapi memang enggak penuh. Dari dua jam, mungkin setengah jam pertama dia semangat, yang disukai dia ikut, kalau enggak suka dia kabur," ujar Rini.
"Tapi kalau baru pertama kali agak susah, yang baru mau masuk playgroup, belum punya bayangan seperti apa. Itu yang sulit. Akhirnya mereka jadi tantrum, enggak mau duduk, jangan dipaksakan," katanya.
Baca juga: Vaksin Sinovac Disetujui untuk Anak saat Kasus Covid-19 pada Anak Mulai Naik
Rini menyarankan orangtua tidak memaksakan anaknya mengikuti kegiatan pra-sekolah seperti pendidikan anak usia dini (PAUD) atau taman kanak-kanak (TK) pada masa pandemi ini.
"Namanya pra-sekolah, boleh sekolah boleh enggak," ujarnya.
Untuk anak yang sudah memasuki usia sekolah dasar, ia menilai, harusnya tidak ada kesulitan bagi anak untuk mengikuti sekolah secara daring.
Namun, orangtua memang harus terus mendampingi putra-putrinya selama sekolah daring berlangsung.
"Kalau anak SD bisa mengikuti walau harus didampingi. Ibunya harus belajar lagi. Itu yang cukup sulit buat orangtua di rumah," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.