Penyidik dan anggota lantas kemudian melihat perjalanan terangka, baik melalui CCTV di sekitar lokasi kejadian maupun kamera ETLE di beberapa ruas jalan.
Baca juga: Identitas Pengemudi Pajero Penganiaya Sopir Truk Kontainer di Jakut Terungkap berkat Kamera ETLE
Kendaraan tersangka terekam kamera ETLE karena sempat melintasi kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) beberapa waktu setelah penganiayaan itu.
"Berdasarkan keterangan saksi, kami gabungkan dengan kamera ETLE yang terpasang di DKI Jakarta. Menemukanlah kendaraan tersebut dengan wajah dan langsung keluar identitas," ucap Yusri.
Yusri mengatakan, mobil Pajero yang digunakan tersangka tidak menggunakan pelat kendaraan resmi. Nomor polisi B 1861 QH yang saat itu digunakan merupakan nomor palsu. Nomor itu tercatat untuk kendaraan Innova milik orang lain.
"B 1861 QH ini adalah nomor palsu. QH ini adalah nomor palsu," kata Yusri.
Menurut Yusri, surat tanda nomor kendaraan (STNK) mobil Pajero Sport itu sudah tidak berlaku sejak 12 Mei 2020. Karena itu, dia menggunakan pelat palsu B 1861 QH.
"Nomor aslinya B 1086 VJA, sebenarnya (STNK) kendaraannya itu mati, (STNK) kendaraannya sudah mati 12 Mei 2020. Itu salah satu motif kenapa pakai nomor palsu karena (STNK) kendaraannya sudah mati," ujar Yusri.
Yusri memastikan tersangka bukan anggota TNI seperti yang disebutkan dalam video yang beredar di media sosial.
"Kami ingin meluruskan di sini, pelaku ini bukan anggota TNI," ujar Yusri.
Pria berbaju loreng yang terekam video juga bukan anggota TNI dan bukan rekan pelaku.
Pria berkaus loreng itu petugas sekuriti salah satu perusahaan yang berlokasi tak jauh dari tempat kejadian.
"Orang yang menggunakan kaus loreng pada saat itu bukan rekanan pelaku. Dia bukan juga anggoa TNI. Dia sekuriti, berupaya memisahkan pelaku," kata Yusri.
Tersangka OK alias OT merupakan mantan pelaut yang saat ini bekerja sebagai karyawan swasta.
"Pekerjaannya outsourcing. Dia mantan pelaut, bukan angkatan laut," ucap Yusri.
Menurut Yusri, tersangka saat ini menampung orang-orang yang ingin bekerja sebagai pelaut. Dari situ, dia mendapat keuntungan.
Baca juga: Kondisi Kejiwaan Pengemudi Pajero yang Aniaya Sopir Truk di Jakut Akan Diperiksa
"Kerjanya outsourcing mengumpulkan orang-orang yang mau jadi pelaut, dia dapat fee," kata Yusri.
Polisi masih memeriksa tersangka guna mendalami kasus penganiayaan hingga pemalsuan surat kendaraan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.