JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 terus melonjak hingga mengakibatkan penuhnya semua rumah sakit rujukan di Jakarta.
Para tenaga kesehatan memiliki cerita tersendiri dalam berjibaku menangani pasien Covid-19 yang melonjak dalam beberapa waktu terakhir.
Shoddiq, tenaga kesehatan (nakes) di salah satu rumah sakit di Jakarta, menceritakan, tak kurang dari 4 jam harus menggunakan alat pelindung diri (APD) baik Hazmat dan masker berlapis.
Gerah, tentu dirasakan Shoddiq. Namun kondisi itu harus dilakoni demi menjaga kesehatannya kala bertugas di ruang isolasi pasien Covid-19.
Beberapa waktu terakhir, ruang tempat Shoddiq bertugas serasa mencekam karena banyaknya pasien yang masuk.
"Iya bisa dikatakan mencekam, begitu. Karena sekarang setau saya di lapangan (ruang isolasi) benar-benar parah sekarang dibanding tahun-tahun lalu," kata Shoddiq, Selasa (29/6/2021).
Baca juga: Anies Mengaku Sudah Disuntik Vaksin AstraZeneca
Shoddiq harus melihat dan mendengar satu per satu rekan seprofesinya tumbang. Ada yang terpapar dan tidak sedikit juga yang meninggal karena Covid-19.
Setidaknya ada 20 nakes terpapar di rumah sakit tempat Shoddiq bertugas. Mereka terkonfirmasi bersamaan meningkatnya kasus Covid-19 di Jakarta.
Diduga para nakes yang terpapar karena kondisi lelah fisik sepanjang menangani pasien Covid-19 yang membeludak.
Terlebih ganasnya varian baru jenis Delta yang menyebar dinilai lebih cepat menularkan dari satu orang ke lainnya.
"Kebetulan saya bertugas di bagian ruang perawatan isolasi covid-19, saya tau persis di lapangan. Teman-teman nakes terkonfirmasi efek kecapean," katanya.
Kondisi yang dirasakan rekan seprofesinya, dialami juga oleh Shoddiq. Dia terpapar Covid-19 untuk kedua kali.
Pertama, Shoddiq terpapar Covid-19 kategori orang tanpa gejala (OTG) saat bertugas di Puskesmas Kranggan, Tangerang Selatan.
"Dan ini yang kedua kali saat saya bertugas di rumah sakit di Jakarta," kata Shoddiq.
Baca juga: Potret Pilu Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 di TPU Rorotan: 3 Peti Ditumpuk dalam Satu Ambulans
Berbeda dari sebelumnya, Shoddiq kali ini merasakan gejala seperti demam, flu hingga hilang indra penciuman (anosmia).
Shoddiq menjalani isolasi mandiri sejak tanggal 17 Juni 2021.
Kini sudah 12 hari Shoddiq tidak tinggal dalam satu atap bersama istri dan anak. Dia mengevakuasi keluarga ke rumah kaka iparnya.
"Istri dan anak sudah saya evakuasi sebelum saya swab PCR. Saya evakuasi sementara di rumah kaka ipar. Alhamdulillah istri dan anak aman dan sehat semua," ucap Shoddiq.
Hamir dua pekan menjalani isolasi mandiri membuat Shoddiq mengasah kreatifitas dengan membuat lagu mengenai Covid-19.
Dia memanfaatkan beberapa alat musik seperti gitar dan keyboard yang ada di rumahnya.
Sesuai dengan kondisi yang dirasakan, Shoddiq membuat lagu berjudul 'Isoman'.
"Selama saya isoman menciptakan lagu. Lagu saya ciptakan sendiri, judulnya Isoman," kata Shoddiq.
Bagi Shoddiq, aktivitas membuat lagu itu untuk menjauhkan pikiran dari Covid-19 sehingga dapat mengembalikan kondisi tubuhnya.
Baca juga: 35 Jalan dan Kawasan di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi Ditutup Malam Ini, Berikut Daftarnya
Selama 12 hari menjalani isolasi mandiri dengan berbagai aktivitasnya, Shoddiq telah kembali pulih.
"Tapi sekarang alhamdulillah sudah membaik dan sehat lagi," kata Shoddiq.
Namun Shoddiq harus kembali menjalani Swab PCR untuk memastikan kondisinya sudah terbebas dari Covid-19 sebelum berjibaku dengan pasien.
"Insya Allah tanggal 1 Juli saya rencana mau di-swab ulang. Semoga hasilnya negatif, karena sudah mulai masuk juga," ucap Shoddiq.
Shoddiq meminta kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan saat beraktivitas keluar rumah sebagai upaya memutus mata rantai Covid-19.
"Intinya kembali lagi buat kesadaran masyarakat sekali lagi saya mohon bantu saya untuk memutus mata rantai virus covid-19, tetap ikuti prokes dari pemerintah untuk mencegah terjadinya penularan," katanya.
"Karena kesehatan mahal harganya. Lebih baik mencegah daripada mengobati," tutup Shoddiq.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.