Beberapa rumah sakit mulai terpaksa menolak pasien Covid-19 untuk dirawat karena lonjakan kasus dalam dua pekan terakhir, rekor kasus baru, dan jumlah kasus aktif terus terjadi dengan positivity rate hampir 40 persen.
Tak hanya BOR yang semakin menipis, jumlah tenaaga kesehatan juga tak sebanding dengan penambahan pasien.
"Kami kekurangan tenaga. Ini pasien yang datang kebanyakan sudah ditolak RS-RS lain," ujar Rizal, bukan nama sebenarnya, tenaga medis di salah satu rumah sakit di Depok kepada Kompas.com.
"Perawat yang masuk per shift tiga orang, tapi harus pegang sampai 30 pasien. Itu sama sekali tidak ideal," tambah Rizal.
Baca juga: 37 Keluarga di Satu RW di Depok Positif Covid-19, Ketua RW: Kami Seharusnya Masuk Zona Hitam
Berbagai upaya terus dilakukan Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok untuk menangani lonjakan kasus Covid-19. Satgas Covid-19 seolah berkejaran dengan virus corona yang semakin masif menulari warga.
Satgas Covid-19 berusaha sesegera mungkin menambah kapasitas rumah sakit.
"Dalam waktu dekat, ICU akan ditambah kurang-lebih 17 di RS Universitas Indonesia (UI). Demikian pula untuk tempat tidur isolasi. RSUI akan menambah kurang lebih 51 bed, RSUD 50 bed, RS Bunda lebih kurang 30 bed," ujar Dadang.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa terealisasi sehingga saat ini antrean warga yang membutuhkan perawatan di IGD bisa segera terlayani di ruang perawatan."
Pemerintah Kota Depok kemudian memperingatkan warga untuk beraktivitas di rumah dan menghindari kegiatan di luar rumah yang mengundang kerumunan. Warga hanya diperbolehkan untuk keluar rumah apabila memiliki kepentingan mendesak.
"Kepada seluruh warga, terus memperkuat PPKM mikro dan melakukan micro-lockdown terutama bagi RT-RT zona merah," kata Dadang, hari ini.
Baca juga: UPDATE 28 Juni: 753 Kasus Baru Covid-19 di Depok, Kedua Tertinggi Selama Pandemi