Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/06/2021, 17:06 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika kebijakan karantina wilayah atau lockdown di Jakarta sulit diterapkan karena masalah dana, cara terbaik menurunkan penyebaran Covid-19 adalah dengan kesadaran dan disiplin masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.

Hal tersebut dikatakan Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono saat dihubungi melalui telepon, Senin (28/6/2021).

Mujiyono berujar, pemerintah Jakarta saat ini tidak berani mengambil kebijakan karantina wilayah ketika keuangan daerah sedang seret.

"Intinya diri kita dulu, lingkungan kita jaga benar-benar deh, jika semua orang melakukan hal yang sama ini akan jadi kekuatan yang dahsyat," kata Mujiyono.

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19, Pemerintah Diminta Terapkan Karantina Wilayah Pulau Jawa

Dia menilai, cukup sulit bagi Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk melakukan karantina wilayah, mengingat defisit anggaran kurang lebih Rp 1 triliun.

Pemprov DKI juga tak bisa mengandalkan pembiayaan karantina wilayah dari pemerintah pusat yang menanggung biaya pengobatan pasien Covid-19 dan vaksinasi untuk seluruh wilayah Indonesia.

Mengharapkan kesadaran dan kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol kesehatan pernah berulang kali dikatakan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

Baca juga: Rekor 20.574 Kasus Covid-19 Sehari, Pemerintah Diminta Segera Terapkan PSBB atau Karantina Wilayah

Pada 3 Maret 2021, Riza menyebut kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat maupun daerah hanya berkontribusi sekitar 20 persen dalam pencegahan penanganan Covid-19.

Sisanya, sebesar 80 persen adalah peran serta masyarakat dalam menyadari bahaya penularan Covid-19 dan mau mematuhi protokol kesehatan.

"Betapapun aturan yang kita buat, regulasi yang kita hadirkan, ternyata hanya memberikan kontribusi 20 persen, ternyata 80 persen terdapat pada kepatuhan kedisiplinan warga," kata dia.

Di saat kondisi krisis seperti sekarang, Riza kembali menyebut peran aktif masyarakat menjadi poin utama agar penurunan kasus Covid-19 bisa terjadi.

Dia menyebut harus memulai dari hulu, dari manusia yang sejatinya menjadi pembawa dan penyebab penyebaran Covid-19 itu sendiri.

"Jadi kita harus mulai dari hulu, dari diri kita sendiri, keluarga kita, lingkungan kita, untuk memastikan pelaksanaan protokol kesehatan sehingga tidak bertambah lagi jumlah yang sudah besar," kata Riza, Senin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Preman oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Preman oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian 'THR Lebaran' untuk Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian "THR Lebaran" untuk Warga Terdampak Bencana

Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com