Bahkan, kata Dani, jatah pembelian setiap depot isi ulang pun kini dibatasi oleh produsen.
"Saya bawa 20 tabung, hanya boleh ngisi 10 maksimal. Itu pun harus ditunggu, kalau ditinggal enggak diisi-isi," kata Dani.
Alhasil, Dani pun terpaksa menaikkan sedikit harga isi ulang oksigen di tempatnya untuk menutupi biaya operasional yang meningkat.
"Kemarin Rp 30.000 untuk isi ulang tabung satu meter kubik, baru saya naikin kemarin jadi Rp 40.000. Tempat lain bisa Rp 50.000," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Demi Pasien Covid-19, Pengusaha Depot Oksigen Tangsel Tolak Layani Bengkel Las dan Penjual Ikan". (Tribun Jakarta/Jaisy Rahman Tohir)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.