JAKARTA, KOMPAS.com - Varian baru virus corona semakin banyak ditemukan di Jakarta.
Jika pada minggu lalu ditemukan 94 kasus positif akibat varian Delta, Aplha, dan Beta di Ibu Kota, pada minggu ini angka tersebut bertambah menjadi 128.
Satu di antara kasus baru tersebut merupakan varian baru bernama Kappa, sisanya masih didominasi varian Delta dengan 111 kasus, kemudian disusul varian Alpha 11 kasus dan Beta 5 kasus.
Informasi mengenai kasus-kasus varian baru di DKI Jakarta ini sempat diunggah ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Priono di akun Twitter pribadinya, @drpriono1.
Baca juga: PPKM Darurat di Jakarta Berlaku Mulai 3 Juli, Simak Bedanya dengan PPKM Mikro
Kepada Kompas.com Pandu mengaku bahwa informasi itu ia dapat dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Keempat varian itu, kata Pandu, menyerang semua umur. Tercatat usia 0-5 tahun 29 kasus, 6-18 tahun 26 kasus, 19-59 tahun 71 kasus, dan 60 tahun ke atas 2 kasus.
"Mutan-mutan Sars-Cov-2 terdistribusi pada semua umur. Waspada mutan tidak pernah memilih umur tertentu yang akan ditularkan, lebih didasarkan pada kontak aktivitas manusia, termasuk aktivitas keluarga," kata dia.
"Waspada terhadap peluang penularan bisa terjadi di mana saja dan siapa saja," lanjut Pandu.
Berikut rincian varian baru virus corona yang ditemukan di Jakarta serta risiko penularannya.
Baca juga: Jabodetabek Terapkan PPKM Darurat 3-20 Juli, Simak 15 Aturan Lengkapnya
Mutan2 SarsCov2 terdistribusi pada semua umur. Waspada mutan tidak pernah memilih umur tertentu yg akan ditularkan, lebih didasarkan pada kontak aktivitas manusia, termasuk aktivitas keluarga. Waspada terhadap peluang penularan bisa terjadi di mana saja dan siapa saja. pic.twitter.com/NBa3hvQWu6
— Juru Wabah ???????? (@drpriono1) June 30, 2021
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), varian Delta merupakan jenis virus corona yang sangat mudah menular, dan merupakan jenis virus corona terkuat yang pernah ada, sebagaimana dilansir Tribunnews.com.
Mengutip CNBC.com, varian Delta, yang muncul pertama kali di India, menjadi varian dominan di seluruh dunia saat ini. Varian ini telah menyebar ke 92 negara.
Sebuah studi menunjukkan varian Delta 60 persen lebih menular daripada varian alpha dan varian asli yang pertama kali muncul di Wuhan, China. Varian ini juga menimbulkan gejala yang lebih serius.
Gejala paling umum yang ditunjukkan oleh pasien terinfeksi varian Delta adalah demam, pilek, sakit kepala hingga sakit tenggorokan.
Baca juga: Varian Kappa Ditemukan di Jakarta, Dinkes DKI: Kecepatan Menyebar Jadi Lebih Cepat
Varian Delta menyebabkan banyak orang sakit parah dalam waktu tiga atau empat hari.
Untuk orang yang lebih muda, gejala varian Delta terasa seperti pilek.