Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Varian Delta hingga Kappa Muncul di Jakarta, Berikut Rincian dan Risiko Penularannya

Kompas.com - 01/07/2021, 16:58 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Namun berbeda dengan pilek, mereka yang memiliki varian Delta bisa menularkan virus ke orang lain terutama yang belum divaksinasi sepenuhnya.

Varian Alpha

Varian ini pertama kali ditemukan di Inggris dan diperkirakan lebih menular daripada varain sebelumnya.

Namun, belum ada bukti jika virus corona varian Alpha ini memicu gejala yang berbeda daripada virus corona yang pertama kali ditemukan.

Umumnya, gejala yang ditimbulkan varian Alpha adalah batuk, sakit dada, sakit kepala, kehilangan indera perasa dan penciuman, kelelahan, nyeri otot, diare, dan ruam kulit.

Baca juga: Mal Ditutup Selama PPKM Darurat, Asosiasi: Susah Payah Selama Ini Jadi Sia-sia

Situs Halodoc.com mengatakan bahwa virus jenis ini sekitar 30-70 persen lebih mematikan dibandingkan yang lainnya.

Meski begitu, suatu penelitian menunjukkan jika vaksin AstraZeneca memiliki tingkat efektivitas sebesar 70,4 persen melawan gejala COVID-19 dari varian baru ini.

Untuk Pfizer, angkanya mencapai 89,5 persen yang terjadi paling tidak 14 hari setelah penerimaan dosis kedua.

Varian Beta

Varian ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan dianggap lebih mudah menginfeksi orang-orang berusia muda.

Mutasi dari virus corona jenis ini disebut mampu menghindari sistem kekebalan tubuh seseorang. Gejalanya mirip-mirip dengan gejala Covid-19 secara umum.

Kabar buruknya, varian ini disebut-sebut tidak bekerja dengan baik pada seseorang yang mendapatkan vaksin AstraZeneca, karena hanya memberikan perlindungan 10 persen terhadap gejala ringan hingga sedang.

Baca juga: Catat, 45 Jalan dan Kawasan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi Ditutup Malam Ini

Varian Kappa

Varian ini berasal dari strain yang sama dengan varain Delta, yakni B.1.617.

Studi awal modelling WHO ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) menduga bahwa varian Kappa bisa berkembang lebih banyak daripada varian lainnya yang muncul di India.

Varian Delta dan varian Kappa mulanya disebut "varian India" sebelum WHO mengubah namanya agar tidak terjadi diskriminasi terhadap suatu negara.

Varian Kappa dan Varian Delta terbukti resisten terhadap antibodi Bamlanivimab yang digunakan untuk pengobatan Covid-19.

Tidak seperti ketiga varian lainnya di atas yang menjadi variants of concern dari WHO, Kappa dikategorikan sebagai variant of interest.

Baca juga: Daftar Terbaru Hotel Isolasi Mandiri di Jakarta Beserta Nomor Telepon yang Bisa Dihubungi

Meski begitu, varian Kappa ini juga memiliki kemampuan yang menular dengan sangat cepat dan berpotensi mematikan.

Gejala yang dialami pasien terpapar varian Kappa adalah ruam di sekujur tubuh dan disertai demam tinggi, batuk, pilek, mata merah dan berair.

(Tribunnews.com, Adya Ninggar P/ Kompas.com, Ariska Puspita Anggraini, Wahyuni Sahara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com