Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPKM Darurat Berlaku Besok, Wali Kota Depok Imbau Warga Tak Panik

Kompas.com - 02/07/2021, 08:46 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris menyatakan, pihaknya siap memberlakukan PPKM darurat pada 3-20 Juli 2021 ini, sesuai arahan pemerintah pusat.

Ia berharap warga Depok menghadapinya dengan enjoy, tidak panik, dan memaklumi kondisi yang memang sedang genting.

"Tentunya ini suasana yang sangat tidak nyaman bagi kita semua, tapi harapan kami seluruh warga Kota Depok khususnya, jangan panik, tetap kita hadapi dengan suasana yang enjoy, meskipun memang pembatasan ini berdampak erat langsung dengan masyarakat yang sehat," kata Idris melalui keterangan video kepada wartawan kemarin.

Baca juga: Wali Kota Depok Sebut PPKM Darurat seperti PSBB Total

"Tapi ini adalah kondisi di mana kita tidak bisa menyalahkan satu sama lain, tidak boleh merasa paling super dalam penanganan, kita sama-sama bekerja sama," tambah dia.

Saat ini, aturan resmi yang merinci soal serba-serbi pembatasan aktivitas selama PPKM darurat memang belum terbit karena masih menunggu Instruksi Menteri Dalam Negeri sebagai dasar hukum dikeluarkannya keputusan wali kota.

Namun, Idris memberi contoh, pengetatan-pengetatan selama PPKM darurat di Depok tidak akan jauh berbeda dengan koridor yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat kemarin.

Ia meminta maaf karena warga Depok harus menghadapi ketidaknyamanan selama kurang-lebih dua pekan mendatang.

"Misalnya pusat perbelanjaan, mal, dan pasar-pasar besar ditutup. Kalau untuk pasar tradisonal, kelontong dan sebagainya, ini pemberlakuan 50 persen dan jam kita batasi," kata dia.

"Mohon maaf sekali kalau dalam PPKM darurat atau PSBB total, pemberlakukan kegiatan di rumah ibadah sementara kita tutup, termasuk kegiatan shalat fardhu, bagi muslim namanya shalat Jumat, juga kegiatan ibadah di rumah ibadah lainnya kita tutup," lanjutnya.

Idris mengajak warga Depok agar bersama-sama patuh terhadap kebijakan itu. Hal itu demi nasib para tenaga kesehatan pula yang saat ini kewalahan menghadapi arus deras pasien Covid-19.

"Jadi mohon maaf sekali, kita sama-sama dalam keprihatinan, yuk kita memberikan kenyamanan satu sama lain, dan benar-benar kita jaga tenaga kesehatan kita yang bekerja untuk kita semua," sebutnya.

Kota Depok merupakan satu dari banyak wilayah di Jabodetabek khususnya dan Jawa-Bali umumnya yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 sangat signifikan dalam tiga pekan belakangan.

Jumlah pasien Covid-19 di Depok per kemarin sudah mencapai 9.256 pasien, melonjak sembilan kali lipat hanya dalam tempo satu bulan.

Di samping itu, tren angka kematian akibat Covid-19 juga meningkat signifikan, hingga mencapai puncaknya pada Rabu lalu, dengan 17 pasien Covid-19 wafat dalam sehari di Depok, rekor terbanyak selama pandemi.

Akibat situasi ini, RS-RS rujukan Covid-19 di Depok di ambang penuh, puskesmas-puskesmas mengalami beban kerja berlebih, dan pemakaman menerima jenazah lebih banyak daripada sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com