Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Tarif Swab Antigen di Jaksel, Klinik Pasang Harga Promo Mulai Rp 74.000

Kompas.com - 02/07/2021, 09:24 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemandangan tak biasa terlihat di Jalan Warung Jati Barat, Pancoran, Jakarta Selatan baru-baru ini. Pada Rabu (30/6/2021), puluhan sepeda motor pengunjung terlihat berjejer di jalan itu. 

Tak jauh tempat parkir tersebut, sejumlah fasilitas kesehatan menawarkan layanan tes swab antigenWarga berdatangan di Klinik OMDC dan Klinik Kirana Medika. Harian Warta Kota melaporkan, warga mengantre untuk menjalani tes swab antigen murah yang ditawarkan dua klinik itu.

Kasus Covid-19 yang melonjak telah memicu warga memeriksakan diri untuk mengecek kondisi kesehatan. Bak gayung bersambut, sejumlah klinik juga menawarkan harga diskon untuk pemeriksaan.  Sejumlah spanduk promo yang bertebaran di masing-masing klinik menarik perhatian warga.

Baca juga: Ramai soal Harga Tes Antigen dan PCR Murah, Ini yang Perlu Diwaspadai

Klinik Kirana Medika, misalnya, memasang spanduk besar berwarna merah bertuliskan ‘SWAB ANTIGEN 77 RIBU’ di sisi kiri dan kanan klinik. Di klinik yang sama, ada spanduk berbeda yang berwarna sama bertuliskan ‘SWAB ANTIGEN 74 RIBU’.

Petugas Klinik Kirana Medika, mengatakan, perubahan harga swab antigen dari Rp 74.000 ke Rp 77.000 dimulai sejak dua hari lalu.

“Sudah dua hari yang lalu,” ujarnya singkat. 

Sementara itu, Klinik OMDC menawarkan harga tes swab antigen Rp 89.000. Tarif itu terpampang kecil di dalam klinik.  Klinik itu memasang spanduk yang isinya menyatakan, hasil tes swab antigen dapat keluar dalam waktu 15-30 menit.

Tak jauh klinik tersebut, Klinik Kirana Medika juga memasang spanduk bertuliskan ‘DIJAMIN ASLI KEMENKES (BUKAN DAUR ULANG).’ Spanduk tersebut seperti ingin menjelaskan kepada masyarakat bahwa kliniknya terjamin untuk melakukan tes swab antigen.

Namun, spanduk tersebut akhirnya diturunkan di hari yang sama. Tidak diketahui pasti alasan penurunan spanduk tersebut. Kalimat dalam promo tersebut diduga menyinggung pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.

"Saya enggak tahu persisnya. Saya hanya disuruh sama atasan," kata Lutfi, pegawai Klinik Kirana Medika, kepada Warta Kota saat menurunkan spanduk itu.

Lutfi melanjutkan, dia tidak tahu menahu soal tes swab antingen yang disebut bukan dari daur ulang itu. Walau begitu, pria 21 tahun itu mengungkapkan bahwa seluruh spanduk terpasang sejak dua minggu lalu.

"Sejak dua minggu lalu, sih, spanduk itu dipasang," ujarnya.

Warta Kota berusaha untuk mengonfirmasi alasan penurunan spanduk tersebut ke pimpinan Klinik Kirana Medika, tetapi mereka tidak ingin diwawancarai. Mereka mengatakan akan mengatur jadwal wawancara dengan awak media.

Layanan tes swab antigen murah ramai dikunjungi warga

Klinik Kirana Medika dan Klinik OMDC saat itu ramai dikunjungi warga. Dua klinik yang terletak di seberang gedung Arsip Nasional Republik Indonesia itu terlihat tak berhenti melayani orang yang ingin memeriksakan diri.

Dia antara mereka yang telah melakukan tes swab antigen di Klinik Kirana Medika adalah Dedi Mulyana dan Mawafiq Isram. Dedi mengatakan, dia tahu informasi tes swab antigen murah di Klinik Kirana Medika itu saat pulang kerja.

Dedi sengaja memilih Klinik Kirana Medika untuk melakukan tes swab antigen karena biaya relatif murah, yakni seharga Rp 77.000.

“Kalau yang saya tahu emang ini yang paling murah. Saya nggak tahu juga kualitasnya seperti apa, cuman yang saya rasakan hidung saya sudah dicolok. Saya enggak bisa berkomentar masalah bagus atau nggak,” kata Dedi seperti dikutip Warta Kota.

Dedi tak hanya mengakui biaya swab test antigen yang terjangkau, proses administrasi bagi mereka yang hendak memeriksakan diri juga sangat sederhana. Pengunjung, lanjut Dedi, hanya cukup mendaftarkan diri dengan menunjukkan KTP dan menjalani swab antigen.

Selanjutnya, hasil pemeriksaan akan rampung hanya dalam waktu 1,5 jam.

“Habis daftar, tunggu untuk dipanggil, lalu diswab, selesai. Keluar hasilnya sekitar 1 jam setengah,” kata pria berusia 47 tahun itu.

Baca juga: Kontak Erat, Kapan Perlu Tes Antigen atau PCR Pemeriksaan Covid-19?

Ia mengaku tak khawatir dengan banyaknya orang yang melakukan tes swab antigen di klinik tersebut. Menurut dia, warga menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak.

Mawafiq yang juga melakukan swab antigen bersama karyawannya yakin dengan keakuratan hasil tesnya di klinik tersebut dan merasa harganya terjangkau.

“Saya yakin akurat. Soalnya banyak teman-teman saya yang sudah di-swab di sini. Jadi saya dapat rekomendasi dari teman-teman. Saya pikir di sini harganya terjangkau,” ujar Mawafiq.

Bos laundry itu menjelaskan alasan dia dan karyawannya tidak melakukan tes swab antigen seharga Rp 250.000 karena hanya ingin mengecek saja karena takut positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com