Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes DKI: Estimasi Covid-19 di Jakarta 4 Kali Lebih Banyak Dibanding Kasus Terkonfirmasi

Kompas.com - 04/07/2021, 14:04 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, estimasi kasus Covid-19 di Ibu Kota empat kali lebih besar dari angka kasus yang terkonfirmasi saat ini.

"Di DKI walaupun baru 500.000-an kasus (terkonfirmasi), sebenarnya estimasinya itu sudah sekitar 2 juta atau 3 juta kasus, artinya sudah 20-30 persen penduduk," kata Ngabila dalam acara webinar, Minggu (4/7/2021).

Data per tanggal 3 Juli 2021, angka kumulatif kasus Covid-19 terkonfirmasi di Jakarta mencapai 570.110 kasus.

Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta Gelar Vaksinasi di Terminal 2 dan 3 Khusus Penumpang

Ngabila menyebut, kondisi saat ini seperti fenomena gunung es yang hanya terlihat puncaknya saja.

Padahal DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah testing terbanyak di Indonesia.

"Kita kenal dengan namanya fenomena gunung es kalau ini gunung, yang keliatan cuma atasnya doang, kasus Covid-19 yang di bawahnya ini nggak keliatan," kata dia.

Kondisi ini diperparah dengan fenomena yang disebut pingpong. Fenomena ini disebut pingpong karena memiliki pola yang membuat pandemi terus terjadi di DKI Jakarta.

Orang-orang yang terpapar di Jakarta pergi keluar daerah dan memaparkan Covid-19 di suatu daerah.

Kemudian setelah pandemi di Jakarta berkurang, orang yang tadinya di daerah yang terpapar Covid-19 kembali membawa penyakit ke Jakarta.

"Jadi nggak selesai-selesai seperti (bermain) pingpong," kata Ngabila.

Baca juga: Anies: Pemakaman Prosedur Covid-19 Meningkat Signifikan dalam Sepekan Terakhir

Itulah sebabnya diperlukan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang membatasi pergerakan orang keluar masuk Jakarta.

Selain untuk mencegah fenomena pingpong, Ngabila bertutur, pembatasan juga diperlukan untuk memaksimalkan deteksi dini keterpaparan Covid-19.

Jika manusianya tidak bergerak, maka penyebaran Covid-19 bisa ditekan dan orang-orang yang terpapar bisa lebih cepat terdeteksi.

Selain itu, kata Ngabila, masyarakat harus mendukung dengan menjalankan protokol kesehatan 5M (menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan, menghindar kerumunan dan mengurangi mobilitas) plus vaksinasi.

"Saat ini 5M plus vaksinasi adalah harga mati," ucap Ngabila.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com