Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertinggi Selama Pandemi, 127 Kematian Pasien Covid-19 dalam Sehari di Jakarta

Kompas.com - 05/07/2021, 20:23 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memburuknya pandemi Covid-19 mengakibatkan tingginya angka kematian pasien.

Data yang disampaikan pemerintah pada Senin (6/7/2021), tercatat 127 pasien Covid-19 di Jakarta meninggal dunia dalam 24 jam terakhir.

Jumlah tersebut merupakan angka kasus kematian tertinggi akibat Covid-19 di DKI Jakarta sejak pandemi berlangsung.

Selain angka kematian tertinggi, DKI Jakarta juga mencatat kasus harian tertinggi sejak pandemi Covid-19 berlangsung.

Tercatat ada penambahan 10.903 kasus dalam 24 jam terakhir.

Baca juga: Wafat karena Covid-19, Jenazah di Jakarta Dapat Nomor Antre 220 untuk Pemakaman

Berikut data angka kematian pasien Covid-19 di Jakarta dalam dua pekan terakhir:

21 Juni: bertambah 71, total meninggal 7.976

22 Juni: bertambah 38, total meninggal 8.014

23 Juni: bertambah 43, total meninggal 8.057

24 Juni: bertambah 50, total meninggal 8.107

25 Juni: bertambah 70, total meninggal 8.177

26 Juni: bertambah 43, total meninggal 8.220

27 Juni: bertambah 49, total meninggal 8.269

28 Juni: bertambah 79, total meninggal 8.348

29 Juni: bertambah 78, total meninggal 8.426

30 Juni: bertambah 60, total meninggal 8.486

1 Juli: bertambah 42, total meninggal 8.528

2 Juli: bertambah 19, total meninggal 8.547

3 Juli: bertambah 30, total meninggal 8.577

4 Juli: bertambah 75, total meninggal 8.652

5 Juli: bertambah 127, total meninggal 8.779

Baca juga: Kembali Catat Angka Tertinggi, Jakarta Tambah 10.903 Kasus Covid-19

Tingginya angka kematian pasien Covid-19 mengakibatkan petugas kewalahan memakamkan jenazah.

Antrean proses pemakaman terjadi di TPU Rorotan, Jakarta Utara.

Bahkan, pihak rumah sakit rumah sakit mengizinkan keluarga jenazah untuk mencari sendiri TPU yang dapat jadi lokasi pemakaman dengan protap Covid-19.

Seperti dialami Azwar, seorang warga Ibu Kota yang berduka karena kehilangan seorang kerabatnya pada Senin (28/6/2021) lalu.

Kerabatnya meninggal di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta Selatan, setelah sebelumnya terpapar Covid-19.

Mendiang mesti mengantre satu hari lebih sebelum dapat diantar ke pemakaman.

"Meninggal itu hari Senin jam 09.30 di rumah sakit. Namanya di rumah sakit saat itu kondisi semua sibuk, suster cuma bilang, 'Tunggu ya, antre untuk pemakaman dapat nomor urut 220'," kata Azwar kepada Kompas.com, Sabtu (3/7/2021).

"Cuma kami enggak dikasih tahu persoalannya apa, apakah proses pemakamannya di TPU Rorotan yang antre atau ambulansnya yang kosong," ia menambahkan.

Azwar mengaku, keluarga sepenuhnya mengerti dengan kondisi ini. Pihak RS meminta keluarga agar menunggu supaya mendiang, yang Senin itu sudah dalam keadaan rapi dan siap dimakamkan, dapat dibawa ke TPU Rorotan untuk dikebumikan.

Baca juga: Potret Pilu Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 di TPU Rorotan: 3 Peti Ditumpuk dalam Satu Ambulans

Ia menambahkan, RS mengizinkannya untuk mencari sendiri TPU lain yang dapat jadi lokasi pemakaman dengan protap Covid-19.

"Kami tidak berkeberatan disuruh mencari sendiri (TPU-nya). Karena kan dalam Islam itu pemakaman lebih cepat lebih baik," ucap Azwar.

"Kita enggak yakin 220 itu antrean bakal selesai sehari, takut kesodok-sodok orang lain yang mau dimakamin juga," ujarnya.

Keluarga Azwar lalu mencari sendiri slot pemakaman yang mungkin tersedia, hingga menghubungi TPU Pondok Ranggon.

Namun, TPU Pondok Ranggon hanya terima pemakaman tumpang, dengan syarat jika sudah ada keluarga sebelumnya yang sudah dimakamkan di sana.

Setelah mencari ke sana-sini, sementara mendiang masih terbaring di kamar jenazah RS, Azwar dan keluarga akhirnya mendapatkan slot pemakaman di TPU Pedurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi.

Butuh waktu sehari sejak kematian mendiang, untuk mendapatkan slot di TPU yang merupakan area pemakaman khusus bagi jenazah pasien Covid-19 di Kota Bekasi.

"Akhirnya dimakamkan di sana hari Selasa (29/6/2021) jam 11-an sebelum dzuhur," kata Azwar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com