Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penumpang Naik KRL pada Masa PPKM Darurat, Tak Sekacau Penyekatan di Jalan Raya

Kompas.com - 05/07/2021, 22:14 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Di balik ramainya penyekatan yang terjadi di jalanan di Jabodetabek, sejumlah pengguna KRL mengaku tidak mengalami kendala berarti di perjalanan menuju kantor di Jakarta.

Seperti Firda, salah satu tenaga kesehatan rumah sakit di Jakarta ini mengaku tidak mengalami kendala saat bekerja hari pertama di masa PPKM Darurat.

"Lancar-lancar saja. Datang pukul 06.45 WIB dari Stasiun Depok Baru, langsung masuk karena menunjukkan ID Card pegawai," jelas Firda saat dihubungi Senin (5/7/2021).

Baca juga: Kacaunya Penyekatan Jalan Masuk ke Jakarta, Aturan yang Dadakan hingga Timbul Macet Total

Meski demikian, Firda mengakui pengguna KRL lain yang datang di waktu yang sama sudah harus mengantre di stasiun karena ada pembatasan penumpang.

Antrean akibat pembatasan penumpang juga dialami Agnez, pegawai kantor pemerintahan di Jakarta. Ia mengatakan antrean sudah terjadi di Stasiun Citayam ketika ia tiba pukul 05.00 WIB.

"Tadi datang jam 5 pagi, sudah ada buka tutup (pembatasan penumpang)," ujar Agnez yang biasa berkomuter dari Citayam ke Tanah Abang tiap pagi ini.

Meskipun pengguna KRL pada hari ini tidak mengalami penyekatan seperti para pengguna jalan, Agnez, menyarankan bagi pengguna KRL yang terpaksa bekerja di masa PPKM ini untuk tetap menghindari jam-jam padat stasiun.

Baca juga: Terhalang Penyekatan PPKM Darurat, Rombongan Pembawa Jenazah Maki Aparat di Margonda

"Kalau bisa jangan datang di waktu orang-orang berangkat, karena ada antrean pembatasan penumpang. Bisa lama antrenya. Lebih baik datang lebih pagi untuk menghindari bertemu banyak orang, " kata dia.

Sementara itu, upaya menghindari waktu padat stasiun juga dilakukan Novi,  karyawan perusahaan bidang teknologi dan komunikasi di Jakarta. Dari pada mengantre, ia lebih memilih berangkat ke kantor menjelang siang hari.

"Tadi lancar-lancar saja. Karena saya berangkat agak siang menghindari kepadatan stasiun di pagi hari. Biarpun harus masuk kantor, beruntung, kantor memberi kelonggaran jam masuk untuk menghindari keramaian, " jelas Novi yang biasa berkomuter Citayam-Cawang ini.

Meski demikian, Novi masih merasa khawatir karena harus bekerja di saat kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya.

"Khawatir sih pasti. Terlebih naik kendaraan umum juga kan. Tapi kalau berkendara kan ada penyekatan. Solusinya ya, protokol kesehatannya harus lebih diperketat saja, " ujar dia.

Baca juga: Penyekatan PPKM Darurat Bikin Macet di Jalan Salemba Raya, Bising Klakson Bersahutan

Adapun, KRL Jabodetabek memberlakukan sejumlah aturan baru selama masa PPKM Darurat. Berdasarkan unggahan akun Instagram @commuterline pada Jumat (2/7/2021), KRL akan beroperasi pada pukul 04.00-21.00 WIB.

Kapasitas kereta juga hanya terdiri dari 52 orang. Hal ini lah yang menjadikan terjadi antrean di stasiun.

Selain itu, PT KCI Indonesia juga hanya mengoperasikan 956 perjalanan dan menyediakan 94 rangkaian dalam sehari.

Ibu hamil, anak-anak, dan lansia hanya diperbolehkan masuk pada 10.00-14.00 WIB. Pengguna KRL juga wajib mengenakan masker dua lapis dan menaati protokol kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com