"Situasi ini diperparah oleh komunikasi risiko yang buruk, yang menyebabkan sebagian masyarakat menghindari untuk ke rumah sakit dan memilih isolasi mandiri," tulis Lapor Covid-19.
Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, pada Sabtu (3/7/2021), terdapat 369 pemakaman yang dilakukan dengan prosedur Covid-19.
Dari jumlah tersebut, ada 45 jenazah yang dimakamkan dengan prosedur Covid-19 meninggal dunia tidak di rumah sakit, tetapi di rumah tempat tinggal.
Masalah yang dihadapi Ibu Kota bukan hanya fasilitas kesehatan saja, kini warga juga harus berjuang mendapatkan oksigen.
Baca juga: Warga Persilakan Seorang Wanita Serobot Antrean Pengisian Tabung Oksigen demi Sang Ayah yang Kritis
Meski Pemprov DKI menyebut ketersediaan pasokan oksigen di Jakarta baik-baik saja, kondisi di lapangan justru berbanding terbalik.
Kasubag Humas RS Fatmawati Jakarta Selatan Atom mengatakan, oksigen di rumah sakit mulai menipis, khususnya untuk tabung gas portabel yang dimiliki RS.
"Infonya untuk tabung gas portabel yang memang ada sedikit hambatan, tapi alhamdulillah bisa teratasi, untuk gas liquid kita sudah terisi," kata Atom, Minggu lalu.
Belum lagi pasien Covid-19 yang tidak mendapat perawatan di rumah sakit harus berjuang mandiri mendapatkan oksigen. Keluarga mereka harus antre mendatangi fasilitas pengisian oksigen berbayar.
Salah satu contohnya antrean di pos pengisian oksigen di Jalan Raya Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur pada Senin kemarin.
Rismanto, salah satu warga yang sedang membawa tabung oksigen mengaku sudah antre berjam-jam demi mendapatkan 1 meter kubik oksigen yang dipatok dengan harga Rp 30.000.
Baca juga: Jakarta Menuju 100.000 Kasus Aktif Covid-19: RS Kolaps, Oksigen Menipis, Kematian Meningkat