Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemacetan Masih Terjadi di Titik Penyekatan Daan Mogot, Polisi Desak WFH 100 Persen Harus Diawasi

Kompas.com - 06/07/2021, 12:37 WIB
Muhammad Naufal,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Lagi-lagi kemacetan akibat volume kendaraan yang tinggi terjadi di titik penyekatan di Jalan Daan Mogot, Batuceper, Kota Tangerang, Selasa (6/7/2021).

Senin kemarin, di jalan tersebut juga terjadi penumpukkan kendaraan karena ada penyekatan jalan. Kemacetan panjang terjadi.

Penyekatan jalan itu dalam rangka penegakkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Akun @abouttng pertama kali mengunggah ulang foto kemacetan itu melalui fitur cerita di Instagram-nya pada Selasa sekitar pukul 09.30 WIB.

Baca juga: Kemacetan di Penyekatan Daan Mogot, Polisi: Jumlah Kendaraan seperti Sebelum PPKM Darurat

Setelah unggahan pertama itu, beberapa foto di fitur yang sama menampakkan kemacetan yang ada di Jalan Daan Mogot, salah satu jalan yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta Barat.

Kasatlantas Polres Metro Tangerang Kota AKBP Jamal Alam menyatakan kemacetan lagi-lagi terjadi di jalan itu.

"Volume kendaraan hari ini tidak ada bedanya dengan hari-hari sebelum PPKM darurat, berarti ada unsur ketidakpatuhan dari masyarakat," kata dia, Selasa.

Menurut Jamal, kemacetan itu terjadi karena para pegawai dari kantor non-esensial masih bekerja dari kantor. Padahal berdasarkan PPKM Darurat, pegawai di kantor non-esensial diwajibkan bekerja dari rumah (work from home/WFH).

"Kalau WFH 100 persen berlaku, secara otomatis mengurangi jumlah mobilitas di jalan," ucap Jamal.

Karena itu, dia meminta agar pengawasan di kantor-kantor non-esensial harus diperketat lagi.

"Pemberlakuan non-esensial WFH 100 persen harus ada pengawasan ketat," ujar dia.

Jamal menyebutkan, sejumlah pengendara yang tidak berkepentingan untuk melintas telah disuruh putarbalik.

Namun, angkutan umum dan sejumlah kendaraan yang berkepentingan diizinkan untuk memasuki Jakarta Barat.

"Angkutan umum masih bisa. Truk-truk angkutan barang masih bisa. Ambulans, pegawai apotek, tenaga kesehatan, itu bisa lewat," ujar dia.

Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Deonijiu de Fatima mengatakan, pihaknya belum memberikan sanksi kepada pengendara yang memaksa melintasi posko penyekatan. Beberapa pengendara yang disuruh berputar telah mengikuti arahan tersebut usai diberikan pemahaman soal PPKM Darurat.

Baca juga: Ada Penyekatan, Kemacetan Terjadi di Jalan Daan Mogot Jakarta Barat

"Sampai sekarang belum ada yang memaksa. Mereka masih menerima, hanya ngotot-ngotot dikit, wajarlah. Kami kasih pemahaman untuk kembali," kata Deonijiu, Selasa.

Dia menyatakan, pihaknya menjaga beberapa jalan tikus lain yang menyambungkan antara Kota Tangerang dan Jakarta Barat.

Namun, aparat kepolisian lebih fokus untuk menyekat pengendara di Jalan Daan Mogot.

"Di gang-gang kecil menuju Jakarta kami tetap jaga, tapi yang penting jalan utama (Jalan Daan Mogot) ini kami tutup dulu," ujar Deonijiu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com