JAKARTA, KOMPAS.com - Stok ivermectin di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, kosong dalam tiga hari terakhir.
Ketua Asosiasi Pedagang Farmasi Pasar Pramuka Yoyon mengatakan, stok ivermectin kosong karena banyak diburu masyarakat.
"Kalau harganya melambung berarti barangnya masih ada. Yang jelas karena dibeli masyarakat begitu banyaknya di Pasar Pramuka, sementara stoknya tidak begitu banyak," kata Yoyon saat dihubungi, Selasa (6/7/2021) petang.
Baca juga: Naikkan Harga Obat Ivermectin 6 Kali Lipat, Toko Obat di Pasar Pramuka Disegel Polisi
Di sisi lain, lanjut Yoyon, stok barang-barang lainnya seperti vitamin dan masker masih aman.
"Untuk vitamin, hand sanitizer, terus masker, aman semua. Harga normal," tutur dia.
Yoyon meminta kepada masyarakat agar tidak memborong obat. Sebab, hal itu akan merugikan orang banyak.
"Masyarakat tidak memboleh memborong. Jadi sesuai kebutuhan mereka saja. Kalau ada yang coba-coba memborong, otomatis kami mencurigai, dan langsung Kami melapor ke Polsek Matraman atau Polres Metro Jakarta Timur," ujar Yoyon.
"Ada unsur apa membeli banyak dan untuk kepentingan apa," imbuhnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marives) Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya meminta Kabareskrim Komjen Agus Andrianto menindak tegas oknum yang mempermainkan harga obat-obatan untuk terapi pasien Covid-19.
Baca juga: Diminta Ganti Masker Scuba dengan Masker Medis, Penumpang Transjakarta Marah
Hal ini menyusul laporan yang menyebutkan adanya kenaikan harga obat-obatan yang terkait Covid-19 berkali-kali lipat.
"Tadi saya sampaikan kepada Kabareskrim, Pak Komjen Agus agar jangan ragu-ragu. Kita dalam kondisi darurat. Saya juga sampaikan ke Kejaksaan bahwa kita harus tindak tegas orang-orang yang main-main dengan angka (harga obat) ini," ujar Luhut dalam konferensi pers bersama Kementerian Kesehatan, Sabtu (3/7/2021).
"Saya tidak ada sama dia, tidak ada urusan backing-backing-an. Pokoknya sampai ke akar-akarnya kita cabut saja Pak Agus. Kita tak boleh main-main, kita backup Kementerian Kesehatan," tegasnya.
Luhut mengingatkan bahwa situasi pandemi di Indonesia saat ini sedang kritis. Angka penularan kasus Covid-19 terus meningkat dan angka kematian tercatat dalam jumlah tinggi.
"Kalau sampai ada orang meninggal karema obat, gara-gara anda para produsen atau distributor bikin obat tidak benar saya minta lakukan patroli, cek di mana," ungkap Luhut.
"Kemudian tindakannya tidak usah bertanya, langsung diproses, langsung dihukum saja dan izinnya kalau perlu kita cabut," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.