Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Ojol dan Mata Elang di Sawah Besar Bukan karena Penarikan Paksa Motor

Kompas.com - 07/07/2021, 13:38 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok pengemudi ojek online (ojol) bentrok dengan kelompok penagih utang, yang biasa disebut mata elang, dari perusahaan leasing.

Keributan terjadi di wilayah Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (6/7/2021).

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno memastikan bahwa penyebab keributan itu bukan karena penarikan paksa kendaraan bermotor.

"Saya sudah tanya ke tim anggota perusahaan pembiayaan itu, apakah ini ada tugas eksekusi, enggak ada. Ini katanya ini ribut antar mereka ejek-ejekan," kata Suwandi saat dihubungi, Rabu (7/7/2021).

Baca juga: Kelompok Pengemudi Ojol Ribut dengan Mata Elang di Sawah Besar

Oleh karena itu, Suwandi menegaskan, keributan itu bukan menjadi tanggung jawab perusahaan leasing.

Sebab, mata elang yang terlibat keributan tidak sedang menjalankan tugasnya.

"Kalau dia dapat surat tugas dan ada kesalahan prosedur memang harus dihukum. OJK yang beri hukuman ke direksinya, tapi ini kan bukan karena penarikan motor," ujar Suwandi.

Suwandi memastikan bahwa tiap perusahaan leasing akan berupaya agar mata elang tak melanggar prosedur saat menarik kendaraan.

Ia menyebutkan, penarikan kendaraan yang cicilannya macet bisa dilakukan di jalan.

Namun, penagih utang alias mata elang harus melakukannya dengan sopan, sesuai prosedur, serta membawa dokumen pendukung.

Jika pemilik kendaraan tidak terima kendaraan ditarik, penyelesaian perselisihan harus dilakukan di kantor polisi, bukan dengan melakukan kekerasan di jalan.

Baca juga: Bentrok di Jakpus, Pengemudi Ojol Mengaku Dipukul Mata Elang Duluan

Sebelumnya, asosiasi pengemudi ojol Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) juga membeberkan bahwa keributan terjadi karena saling ejek antara dua kelompok.

Selanjutnya, aksi saling ejek dan adu mulut itu berlanjut menjadi aksi pemukulan yang dilakukan mata elang terhadap pengemudi ojol.

"Terjadi debat di TKP dan terjadi pemukulan terhadap driver ojol sehingga memancing semua ojol yang melintas maupun solidaritas ojol untuk membantu temannya yang dipukul tersebut," kata Ketua Garda Igun Wicaksono.

Igun menyebutkan, korban pemukulan sudah menjalani visum dan membuat laporan ke polisi.

Sementara itu, Kapolsek Sawah Besar AKP Maulana Makarom membenarkan bahwa pengemudi ojol sudah membuat laporan secara resmi.

Namun, pihak mata elang juga telah membuat laporan ke polisi terkait perusakan.

Maulana memastikan bahwa polisi akan memproses laporan ini secara profesional. Namun, terkait penyebab bentrok antarkedua kelompok, Maulana belum mau memerinci.

"Nanti kita sampaikan. Yang pasti salah paham antara kedua belah pihak," katanya.

Bentrok kelompok driver ojol dan mata elang ini terjadi pada Selasa sore kemarin pukul 17.00 WIB. Video yang merekam keributan itu viral di media sosial.

Keributan bisa diredam oleh aparat kepolisian dan pada pukul 18.00 WIB suasana sudah kondusif.

Kedua kelompok sudah bubar meninggalkan lokasi. Beberapa orang diamankan untuk dimintai keterangan mengenai keributan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com