JAKARTA, KOMPAS.com - Nurdini sesenggukan, menangis tak karuan karena terus memikirkan ayahnya yang terbaring di rumahnya di Pisangan, Jakarta Timur.
Ayahnya mengalami sesak napas dan segera membutuhkan bantuan oksigen, tabung ukuran satu meter kubik itu dia tenteng ke mana-mana, dibawa keliling Jakarta, berharap menemukan tempat mengisi untuk dibawa pulang dan memanjangkan napas sang ayah.
"Dari jam delapan pagi," kata Nurdini sambil terisak-isak, lelah menuntun tabung berwarna putih sampai akhirnya dia menemukan depot pengisian oksigen CV Rintis Usaha Bersama di Jalan Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Peristiwa ini terjadi pada Minggu (4/7/2021) lalu, Nurdini akhirnya menemukan depot pengisian oksigen pada siang hari, namun kondisi antrean sudah mengular.
Baca juga: Warga Persilakan Seorang Wanita Serobot Antrean Pengisian Tabung Oksigen demi Sang Ayah yang Kritis
Warga yang mengantre di depot itu melihat raut wajah Nurdini dengan iba. Tangisan yang terus mengucur dari mata Nurdini itu membuka jalan antrean untuknya.
Nurdini dipersilakan lewat oleh warga yang mengantre. Kondisinya darurat, ayahnya sudah empat jam sesak dan membutuhkan bantuan oksigen dengan segera, karena depot pengisian itu baru buka pukul 14.00 WIB.
"Bapak saya sudah parah, lagi sesak baru lagi (mendapat kabar) merasakan sesak. Kemarin enggak apa-apa. Kirain saya enggak antre, tahunya antre, makanya saya kaget," kata Nurdini sesenggukan.
Dia mendapat giliran pertama mengisi tabung oksigennya, setelah selesai dia bersegera pulang, berharap tabung yang dibawa bisa melanjutkan napas ayahnya yang susah diajak kompromi di masa pandemi.
Baca juga: Tinjau Pabrik Pengisian Tabung Oksigen, Anies Sebut Semua Pasokan Dialihkan untuk Kebutuhan Medis
Nurdini adalah satu dari gambaran warga Jakarta yang kewalahan mencari pasokan oksigen untuk menyelamatkan keluarga mereka yang terpapar Covid-19.
Bagi yang beruntung mendapatkan oksigen, harapan mereka untuk memperpanjang napas kehidupan semakin besar. Bagi yang tidak, mereka bisa menjadi bagian bersama ratusan jenazah pasien Covid-19 yang dikubur di lahan seluas 3 hektare di Rorotan, Cilincing Jakarta Utara.
Kondisi kelangkaan oksigen ini dibenarkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dia mengatakan Jakarta mungkin bisa memastikan stok oksigen di rumah sakit aman, tapi tidak untuk yang berada di tengah-tengah masyarakat.
"Kita lihat di luar sana masyarakat membutuhkan banyak sekali (oksigen), kalau di RS masih terpenuhi, di luar yang masih menjadi masalah," ucap Anies, Selasa (6/7/2021).
Gambaran kelangkaan oksigen ini memunculkan gerakan-gerakan sosial kemanusiaan untuk membantu sesama menyediakan tabung oksigen gratis bagi yang membutuhkan.
Salah satunya Gerakan Tabung Oksigen untuk Kemanusiaan, gerakan ini dikenal banyak orang di saat oksigen mulai langka didapat. Namun sebenarnya gerakan ini sudah lahir sejak Januari 2021.
Baca juga: Kisah Warga Pasok Makanan untuk Penderita Covid-19 yang Isolasi Mandiri Selama 10 Hari
Dokter Juanli adalah penggagas dari gerakan ini dengan beranggotakan 25 orang yang tersebar di wilayah Jakarta, Tangerang dan Bekasi.
Mereka berasal dari kalangan dokter, dokter gigi dan masyarakat awam yang mendedikasikan diri sebagai relawan Gerakan Tabung Oksigen untuk Kemanusiaan ini.
Seperti dilansir Kompas.id, pada awal terbentuknya gerakan ini, mereka hanya memiliki 18 tabung. Kemudian berkembang melalui donasi yang disebar melalui pesan berantai WhatsApp dan kini tersedia 74 tabung oksigen yang siap dipinjamkan untuk mereka yang membutuhkan.
"Kami meminjamkan tabung dalam keadaan penuh selama lima hari. Setelah itu, pemakai kembalikan lagi dalam keadaan penuh juga," kata Juanli, Kamis (1/7/2021) lalu.
Gerakan ini kemudian semakin besar dan tersebar. Meski demikian, itu semua belum cukup mengingat pergerakan relawan semacam ini memiliki keterbatasan dana dan tenaga.
Pemprov DKI Jakarta pun tak kalah serius mencari alternatif agar warganya bisa mendapat fasilitas perawatan bantuan pernafasan oksigen, terutama bagi mereka yang sedang dirawat di rumah sakit.
Setelah memastikan pabrik penyuplai oksigen di sekitar Jakarta mampu menyediakan kebutuhan selama pandemi, Anies tak berpuas diri.
Dia menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Krakatau Steel yang berada di ujung barat pulau Jawa untuk menjadi teman sinergi memenuhi kebutuhan oksigen Jakarta.
Posko tabung isi ulang bekerjasama dengan Krakatau Steel ini dibuka di kawasan Monas yang menjadi titik pengumpulan tabung-tabung oksigen kosong untuk dibawa ke Krakatau Steel.
Kolaborasi ini tidak mudah memang, mengingat perjalanan ulang-alik dari Jakarta ke Cilegon Banten memakan waktu lima jam perjalanan. Perjalan itu sudah paling cepat, dibantu pengawal Dinas Perhubungan DKI Jakarta, menembus tol Tangerang-Merak.
Baca juga: Solidaritas dalam Aksi Oksigen untuk Warga, Pasien Covid-19 Diberi Pinjaman Tabung Gratis
Tapi sekali lagi demi napas warga Jakarta harus terus berhembus, semua upaya itu dilakukan.
Kerja gotong royong berlanjut, hari ini, Rabu (7/7/2021) Pemprov DKI juga dibantu oleh jajaran Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya untuk memastikan distribusi oksigen di sebuah pabrik pengisian oksigen di Pulogadung.
Kecepatan pengisian ulang tabung oksigen melambat, kata Anies, ditenggarai oleh pekerja pabrik yang kewalahan karena pengisian tabung yang tidak ada henti-hentinya, 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
Untuk mempercepat dan membantu pekerja pabrik pengisian yang mulai kelelahan, Kodam Jaya turun, TNI meminjamkan pasukan mereka untuk membantu memindahkan tabung-tabung oksigen berukuran 6 meter kubik, bahkan ada yang lebih besar dari itu.
Semua bekerja, memberikan asa kepada mereka yang sedang sesak nafasnya karena virus Corona. Memberikan harapan untuk yang sedang terbaring lemah, agar esok bisa kembali bernapas lega.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.