Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Aiptu Suwardi Dikeroyok ABG saat Bubarkan Balap Liar: Saya Dimaki, Dipukul...

Kompas.com - 11/07/2021, 12:02 WIB
Tria Sutrisna,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Saya dimaki-maki, terus dipukul, didorong, suruh masuk mobil. Katanya 'ini bukan urusan polisi, ini urusan saya'," ujar Aiptu Suwardi kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria melalui sambungan telepon, Sabtu (10/7/2021).

Anggota Polsek Cilandak itu sedang menceritakan kronologi pengeroyokan dirinya oleh geng motor, saat membubarkan balap liar di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Akibat peristiwa itu, Suwardi mengalami sejumlah luka dalam dan kini harus menjalani proses pemulihan.

Suwardi bercerita, pada saat kejadian, dia baru saja membubarkan kerumunan pengendara yang diduga hendak melakukan balap liar di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan.

Baca juga: Geng Motor Sempat Ancam Bunuh Aiptu Suwardi karena Bubarkan Balap Liar

"Saya lagi membubarkan yang mau trek-trekan di Antasari. Pertama saya dari Antasari kemudian saya ingin membantu teman yang ada di TB Simatupang," ujar Suwardi dikutip dari unggahan video akun Ariza, Minggu (11/7/2021).

Usai menjalankan tugasnya, Suwardi mendapatkan laporan ada kerumunan lain di Jalan TB Simatupang. Dia pun langsung menuju kawasan jalan tersebut dan tidak menemukan adanya kerumunan yang dimaksud.

"Sampai di situ, sekitaran jam 04.00 WIB lewat. Waktu itu anak-anak (balap liar) belum ada. Pas, saya mendengar azan subuh, kebetulan saya mau shalat subuh, mau meninggalkan tikum (titik kumpul)," ungkapnya.

Saat bergerak ke arah kawasan Rumah Sakit Fatmawati, dia mendapati adanya gerombolan pengendara motor yang sedang melakukan aksi balap liar.

Baca juga: Polisi Dikeroyok di TB Simatupang, 3 Orang Jadi Tersangka, 2 di Antaranya Wanita

Suwardi lalu menyalakan sirine dan rotator kendaraannya, sambil meminta para pengendara tersebut membubarkan diri dari lokasi.

"Itu ratusan motor, anak-anak motor itu banyak sekali Pak. Melihat seperti itu saya tidak bisa meninggalkan. Saya menyalakan rotator, saya menyalakan sirine dengan tujuan dia pada kabur," tutur Suwardi.

Bukan membubarkan diri, anggota geng motor tersebut justru mencaci-maki Suwardi dan memintanya pergi dari lokasi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ariza Patria | Tiga M (@arizapatria)

Suwardi yang sedang menjalankan tugas berpatroli pun turun dari mobil. Meminta seluruh gerombolan pengendara motor itu membubarkan diri

Beberapa pelaku justru melawan. Mereka langsung mendorong, memukul dan menendang Suwardi yang hanya seorang diri di lokasi.

"Dipukul sama yang perempuan dua itu, sama laki-laki yang baju putih, celana putih itu, yang pakai jaket. Kemudian anak yang pakai baju hitam juga, kaos hitam itu pak, yang sekarang sudah buron itu," ungkap Suwardi.

Baca juga: Video Viral Polisi Dikeroyok Warga Saat Bubarkan Balap Liar, Polisi: Sebagian Pelaku Sudah Ditangkap

Bahkan, lanjut dia, terdapat anggota geng motor yang memprovokator rekan-rekannya agar ikut menyerang sambil berteriak, "Polisinya cuma satu, matiin aja".

Mendengar ancaman itu, Suwardi sontak menarik senjata apinya dan mengeluarkan tembakan. Sebagian anggota geng motor pun kabur meninggalkan lokasi.

"Begitu saya mendengar itu, ya saya cabut senjata, Pak. Saya beri tembakan peringatan. Saya beri tembakan peringatan rupanya ada yang takut, lari," ungkapnya.

Namun, sang provokator justru tak gentar. Dia tetap menyerangnya. Suwardi pun memberontak dan mengarahkan tembakan terukur yang hampir mengenai kaki pelaku.

Baca juga: Kronologi Polisi Dikeroyok Geng Motor di Jalan TB Simatupang Cilandak

"Anak yang provokator, yang sekarang sudah ditangkap itu enggak gentar, pak. Malah semakin beringas," ucap Suwardi.

Mendengar cerita Suwardi, Ariza tampak terdiam sesaat. Dia lalu mengaku sedih atas kejadian itu dan menyayangkan perbuatan para pelaku.

Ariza menilai bahwa perbuatan para geng motor tersebut sangat keterlaluan. Terlebih, aksi kekerasan tersebut dilakukan kepada anggota kepolisian yang sedang bertugas.

"Saya sedih sekali, kecewa, perilaku anak-anak muda yang nakal, yang bandel, kurang ajar, dan tidak baik sekali itu," kata Ariza.

Kini, Polres Metro Jakarta Selatan telah menangkap delapan anggota geng motor yang diduga mengeroyok Suwardi.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Azis Andriansyah menjelaskan, tiga di antaranya ditetapkan sebagai tersangka. Sementara lima lainnya masih berstatus saksi.

"Tiga berstatus tersangka, lima berstatus saksi, dan satu orang masih daftar pencarian orang (DPO)," kata Azis saat memberikan keterangan pers, Jumat (9/7/2021).

Tiga tersangka tersebut terdiri dari seorang laki-laki dan dua perempuan, yakni Michael (26), Gabriella (24), dan Alestasia (21).

Azis mengatakan, ketiganya disangkakan dengan Pasal 170 KUHP karena melakukan pengeroyokan dan terancam hukuman delapan tahun penjara.

"Ada juga kami lapis dengan Pasal 212 dan 214, 207, dan 316 (KUHP)," kata Azis.

 

Sementara itu, Polres Metro Jakarta Selatan sudah mengeluarkan daftar pencarian orang untuk satu pelaku yang belum tertangkap, atas nama Muhammad Aldi Roya.

Azis mengimbau agar pelaku yang kini berstatus buron itu segera menyerahkan diri ke kepolisian.

"Saya berharap yang bersangkutan bisa menyerahkan diri ke Polres, atau ditangkap," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

15 Tempat Wisata di Puncak untuk Libur Natal dan Tahun Baru

15 Tempat Wisata di Puncak untuk Libur Natal dan Tahun Baru

Megapolitan
Heru Budi Ajak Masyarakat untuk Cegah Banjir Bersama-sama

Heru Budi Ajak Masyarakat untuk Cegah Banjir Bersama-sama

Megapolitan
Hadapi Musim Hujan, Heru Budi Periksa Kesiapan Rumah Pompa Waduk Pluit

Hadapi Musim Hujan, Heru Budi Periksa Kesiapan Rumah Pompa Waduk Pluit

Megapolitan
Kuasa Hukum Aiman Mengaku Tak Diberitahu Polisi soal Perubahan Aturan Penyelidikan Peserta Pemilu

Kuasa Hukum Aiman Mengaku Tak Diberitahu Polisi soal Perubahan Aturan Penyelidikan Peserta Pemilu

Megapolitan
Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Kali Ciluar Bogor

Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Kali Ciluar Bogor

Megapolitan
Aiman Berharap Tak Dapat Ancaman Usai Diperiksa soal Kasus Oknum Polisi Tak Netral

Aiman Berharap Tak Dapat Ancaman Usai Diperiksa soal Kasus Oknum Polisi Tak Netral

Megapolitan
Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD DKI Purwanto Meninggal Dunia

Sekretaris Fraksi Gerindra DPRD DKI Purwanto Meninggal Dunia

Megapolitan
Pelantikan Ketua KPK Sementara Dinilai Cacat Hukum

Pelantikan Ketua KPK Sementara Dinilai Cacat Hukum

Megapolitan
Polisi Pastikan Tak Ada Intimidasi Terhadap Pentas Teater Butet Kartaredjasa

Polisi Pastikan Tak Ada Intimidasi Terhadap Pentas Teater Butet Kartaredjasa

Megapolitan
Usai Bakar Istrinya Hidup-hidup, Jali Langsung Berdagang

Usai Bakar Istrinya Hidup-hidup, Jali Langsung Berdagang

Megapolitan
Diperiksa 5,5 Jam, Aiman Dicecar 60 Pertanyaan soal Pernyataan Oknum Polri Tak Netral di Pemilu 2024

Diperiksa 5,5 Jam, Aiman Dicecar 60 Pertanyaan soal Pernyataan Oknum Polri Tak Netral di Pemilu 2024

Megapolitan
Antisipasi Banjir, Dinas Bina Marga DKI Sebar Petugas untuk Bersihkan Tali Air yang Tersumbat

Antisipasi Banjir, Dinas Bina Marga DKI Sebar Petugas untuk Bersihkan Tali Air yang Tersumbat

Megapolitan
Kronologi Pembunuhan Wanita di Bogor oleh Pacarnya Sendiri

Kronologi Pembunuhan Wanita di Bogor oleh Pacarnya Sendiri

Megapolitan
BPBD dan KPU DKI Bahas Strategi Penanganan 2.841 TPS Rawan Banjir

BPBD dan KPU DKI Bahas Strategi Penanganan 2.841 TPS Rawan Banjir

Megapolitan
Usai Bunuh Pacarnya di Bogor, Alung Ternyata Dibantu Temannya Saat 'Buang' Jasad Korban ke Ruko Kosong

Usai Bunuh Pacarnya di Bogor, Alung Ternyata Dibantu Temannya Saat "Buang" Jasad Korban ke Ruko Kosong

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com