Beverly baru mendapat penanganan pada 29 Juni. Saat itu paru-parunya sudah terinfeksi dan direkomendasikan untuk masuk NICU.
Hanya saja, NICU di berbagai rumah sakit sudah penuh. Tirsa mengunjungi setidaknya 10 rumah sakit, tetapi hasilnya nihil.
Malam harinya, seorang teman menghubungi Tirsa untuk mengabarkan bahwa sebuah rumah sakit di Tangerang bersedia menampung Beverly.
"Dokter enggak ngomong ada NICU, 'Ke sini aja dulu, ditangani dulu. NICU-nya kami usahakan menyusul," ujar Tirsa menirukan omongan sang dokter.
Baca juga: Dokter Lois Sesumbar Tak Percaya Covid-19, IDI: Keanggotaannya Sudah Lama Kedaluwarsa
Setibanya di rumah sakit, Beverly langsung menjalani inkubasi, Ketika itu, saturasi oksigennya sudah menipis dan ada di bawah 69 persen.
Selama mendapatkan perawatan, kondisi Beverly naik turun.
Pada 30 Juni 2021, Beverly sempat mengalami kritis karena saturasi oksigen di angka 30 persen. Namun, pada Rabu (7/7/2021) siang, nyawa Beverley tidak tertolong lagi.
"Dokter ngomong, kemungkinan jantungnya berhenti mendadak karena saking capek-nya," ujar Tirsa.
Baca juga: IDI Panggil Dokter Lois yang Tak Percaya Covid-19 dan Sebut Pasien Meninggal Bukan karena Virus
Setelah meninggal, Beverly menjalani hasil tes Covid-19, yakni pada 1 dan 7 Juli 2021. Hasil tes menunjukkan negatif.
"Beverly negatif, jadi bisa dimakamkan di TPU non-Covid-19," kata Tirsa.
Tirsa tidak menyalahkan pihak keluarga. Ia hanya mengimbau kepada masyarakat agar lebih protektif pada saat kondisi seperti ini.
"Terlebih yang punya bayi agar menjaga bayinya. Enggak usah ada kerumunan atau dikunjungi," ucap Tirsa.
(Penulis : Nirmala Maulana Achmad/ Editor : Sabrina Asril)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.