Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Covid-19 yang Dibentak Tetangga Saat Isoman Sudah Dibawa ke Rusun Nagrak

Kompas.com - 12/07/2021, 11:40 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Pasien Covid-19 yang ditegur tetangga saat menjalani isolasi mandiri di rumahnya kawasan Cilincing sudah dibawa ke Rusun Nagrak, Jakarta Utara.

Hal itu dikatakan Kapolres Jakarta Utara Kombes Guruh Arif saat dihubungi Kompas.com, Senin (12/5/2021).

"Iya sudah dibawa ke Rusun Nagrak, ibu itu bersama tiga orang anaknya. Jadi berempat dibawa," kata Guruh.

Guruh menyebut, keempat anggota keluarga tersebut sudah melakukan tes PCR dan hasilnya positif.

Mereka pun dibawa ke Rusun Nagrak pada Minggu (11/7/2021) untuk menjalani isolasi selama dua minggu.

Baca juga: Viral Warga Sedang Isoman Dibentak Tetangga, Begini Kronologinya

Sebelumnya, beredar di media sosial video rekaman yang menunjukkan seorang pasien Covid-19 dibentak oleh tetangganya ketika sedang melakukan isolasi mandiri di rumahnya di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, pada Jumat (9/7/2021).

Dalam video, tetangga tersebut melarang seorang ibu yakni pasien Covis-19 untuk keluar rumah.

Adapun si ibu hendak ke puskesmas untuk mengambil obat.

Lurah Semper Barat Berhard Sihotang menjelaskan, warga yang tengah melakukan isolasi mandiri itu menjalankan swab antigen Covid-19 pada hari Rabu lalu.

"Hari Kamis (8/7/2021) itu yang bersangkutan baru lapor ke RT dan lapor ke Puskesmas Semper Barat," kata Bernhard dalam rekaman yang diterima Sabtu (10/7/2021).

Mengetahui hal tersebut, pengurus RT setempat mengimbau warga tersebut untuk melakukan isolasi mandiri sambil menunggu jadwal tes PCR di puskesmas setempat.

Baca juga: Sejumlah Rusun Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19, dari Rusun Nagrak, hingga Rusun Pasar Rumput

Namun, pada Jumat, ibu dari warga tersebut mengalami demam sehingga ia bermaksud membawanya ke puskesmas lantaran khawatir.

"Warga melihat yang bersangkutan boncengan naik motor langsung melarang, (mengatakan) 'di rumah kan kamu lagi isolasi'," jelas Bernhard.

Warga tersebut pun kembali ke rumahnya. Sementara masyarakat setempat yang melihat kejadian melapor ke pengurus RT.

"Nah Pak RT-nya sudah bilang, 'Oke di rumah saja nanti kami yang ke puskesmas ambil obatnya'. Tapi mungkin karena yang bersangkutan panik jadi tetap keluar. Tetap pergi," ungkap Bernhard.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com