Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Warga yang Segel Sendiri Kafenya, Pendapatan di Bawah Rp 100.000 Sehari Saat PPKM Darurat

Kompas.com - 14/07/2021, 12:56 WIB
Sonya Teresa Debora,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan, video sebuah kafe disegel sendiri oleh pemiliknya viral di media sosial. Kafe itu bernama Limitless dan berlokasi di Jalan Raya Kebayoran Lama, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Di depan kafe, terbentang garis kuning-hitam menyerupai garis polisi. Terpasang juga sebuah banner yang menyatakan bahwa kafe disegel sendiri oleh pemilik.

David (28), pemilik kafe, menjelaskan bahwa aksi itu dilakukan agar kafe tak disegel oleh petugas yang berpatroli selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.

"Tujuannya memang karena saya pikir kalau kita buka dan ngundang keramaian itu tetap disegel juga, jadi mendingan saya segel sendiri sebelum ada penyegelan dari kepolisian atau Satpol PP setempat," kata David dikonfirmasi Rabu (14/7/2021).

Baca juga: Video Viral Kafe di Kebon Jeruk Disegel Pemiliknya Sendiri, Ini Kisah di Baliknya

David mengaku, kafe yang ia rintis itu sempat beroperasi selama masa PPKM darurat. Namun, pendapatan yang diterima kafe sangat rendah. Padahal, menurut David, pelanggan Limitless lumayan banyak sebelum masa PPKM darurat.

"Kita udah coba jalanin dan itu memang menurun banget pendapatan kita, kalau bisa dibilang kita dalam sehari hanya menjual di bawah Rp 100.000," kata David.

Jika tetap beroperasi sesuai aturan PPKM darurat, David ragu kafenya mampu bertahan. Apalagi, pihaknya harus tetap menggaji karyawan yang bekerja. Untuk itu, selama kafe disegel, karyawan dirumahkan untuk sementara waktu.

"Kenapa kita menyegel tempat ini? Ya tempat kita nggak bakal bisa ikutin protokol yang ada, terlebih lagi tempat kita itu tempat nongkrong, kayaknya untuk di-take away atau sampai jam 8 malam itu nggak bisa," tutur David.

Ia pun membantah, jika aksinya dikatakan hanya sebagai strategi promosi belaka.

Baca juga: RS di Jabodetabek Penuh, Anggota DPR hingga Bupati Bekasi Meninggal Setelah Tak Dapat Ruang ICU

"Kalau dibilang untuk marketing sebenernya itu enggak juga, lebih tepatnya kita karena sudah resah aja," tegasnya.

Segel sendiri, kata David, bukan merupakan segel permanen. Jika keadaan membaik, Limitless akan beroperasi kembali.

David mengaku, sebelumnya, kafenya memang pernah disegel beberapa kali oleh Satpol PP karena melanggar protokol kesehatan. Namun, segel yang diterapkan juga bukan segel permanen.

Aksi ini, kata David, diharapkan dapat mewakili suara pedagang lain yang bisnisnya ikut terdampak selama PPKM darurat diterapkan di Jakarta. Pasalnya, pedagang-pedagang lain, kata David, juga kerap mengeluhkan pemberlakuan PPKM darurat ini.

"Semoga bisa mewakili pedagang-pedagang kecil yang lain, supaya ini cepat selesai dan nggak berlama-lama karena ini PPKM (darurat) udah sedikit menyusahkan rakyat-rakyat yang di bawah. Kasihan rakyat kecil yang di bawah, ngerasain efek yang lumayan luar biasa," ungkapnya.

Meski demikian, David menegaskan bahwa ia tetap menghargai diberlakukannya PPKM oeh pemerintah.

"Ini nggak ada tujuannya sebenarnya untuk menyinggung PPKM yang ada sekarang. Kita tetap hargai semua keputusan pemerintah yang ada saat ini. Ini hanya bentuk keluh kesah dari saya lebih tepatnya atau pedagang-pedagang yang di sekitar saya," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com