DEPOK, KOMPAS.com - Tingkat kematian akibat Covid-19 meningkat pesat sejak lonjakan kasus terjadi secara signifikan di Depok, Jawa Barat.
Saat ini, Depok telah memiliki sedikitnya 64 relawan pemulasaraan jenazah pasien Covid-19, baik mereka yang meninggal dunia dengan status terkonfirmasi positif maupun berstatus suspek dan probabel.
Namun, dengan jumlah sebanyak itu pun, para relawan masih kewalahan.
Ada sejumlah faktor penyebabnya, tetapi semuanya bermuara pada satu sebab, yaitu kematian yang tinggi.
Baca juga: Kematian Pasien Covid-19 Melonjak, Relawan Pemulasaraan Jenazah di Depok Kewalahan
"Posisi relawan pemulasaraan jenazah di Kota Depok awalnya itu kan kita 20 orang. Sebelum gelombang kedua ini kan biasa-biasa saja, relawan yang 20 orang itu masih sanggup se-kota Depok. Rata-rata yang meninggal sehari lima atau tujuh," jelas Kepala Bidang Penanggulangan Bencana pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Denny Romulo, kepada Kompas.com pada Rabu (14/7/2021).
Sejak beberapa minggu belakangan, jumlah kematian terkonfirmasi positif Covid-19 di Depok mencapai 15-30 orang per hari. Itu pun belum memasukkan kematian pasien berstatus suspek dan probabel.
Masalahnya, 64 relawan pemulasaraan jenazah ini tak mungkin bekerja nonstop setiap hari, karena dalam sehari pun mereka harus siaga 24 jam, memulasarakan jenazah, lalu berkeliling lagi menjemput jenazah di lokasi lain.
Baca juga: Depok Buka Hotline Pemulasaraan Pasien Covid-19 yang Wafat Saat Isolasi Mandiri
Mereka pun telah dibagi-bagi berdasarkan wilayah dengan asas domisili. Setiap kecamatan punya sedikitnya empat relawan pemulasaraan, untuk mempersingkat waktu dan jarak.
"Setiap tim pemulasaraan jenazah kan butuh istirahat, kan tidak mungkin hari ini dia kerja, besoknya dia push lagi, untuk menjaga imun," kata Denny.
"Bagi yang misalnya tidak kuat ya besoknya istirahat, saling menginfo," ujarnya.
Kerja keras ini membuat para relawan juga rentan kelelahan dan terpapar Covid-19. Denny menyebut, sedikitnya empat relawan pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 di Depok saat ini sedang isolasi mandiri, sehingga kemampuan tim berkurang juga.
Denny meminta warga agar bersabar. Pemulasaraan jenazah dikerjakan secara urut berdasarkan laporan yang masuk.
Baca juga: Pemkot Jaksel Siapkan 76 Petugas untuk Bantu Pemulasaraan Jenazah Pasien Covid-19
Satu jenazah kemungkinan memakan waktu 1 jam untuk dimakamkan. Setelahnya, baru para relawan bisa menjemput jenazah pasien lain, baik yang meninggal di rumah sakit maupun yang isolasi mandiri di rumah.
"Yang jelas mundur sekitar 2-3 jam lah pasti kalau lagi banyak kematian. Cuma kan rata-rata sekarang banyak terus," ungkapnya.
"Dengan kasus tinggi ini diharapkan masyarakat agar sabar, yang penting kan semuanya tertangani. Kita juga harus lihat dedikasi teman-teman, relawan-relawan ini, yang juga bagian dari masyarakat, yang mau bekerja dengan risiko tinggi," tambah Denny.
Ia menyebut, pihaknya selalu terbuka bagi warga yang ingin ikut serta dalam kerja pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 di Depok.
Honorarium para relawan sebesar Rp 1,5 juta per pemulasaraan, dibagi jumlah anggota tim yang bekerja saat itu.
"Asas domisili. Yang mau ikut, ya, langsung ke lapangan, lima kali baru kita lepas," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.