DEPOK, KOMPAS.com - Warga Depok, Jawa Barat, diminta bersabar menanti petugas pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 apabila ada kerabat yang meninggal karena infeksi virus SARS-CoV-2 itu.
Pasalnya, saat ini para relawan pemulasaraan juga menghadapi kerja yang berat lantaran jumlah kematian harian akibat Covid-19 melonjak drastis.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Denny Romulo, membenarkan bahwa jenazah pasien Covid-19 kini harus mengantre sebelum bisa dimakamkan.
"Dengan kasus tinggi ini diharapkan masyarakat agar sabar," ujar Denny kepada Kompas.com pada Rabu (14/7/2021).
Baca juga: Warga Tangerang Heboh Suara Pesawat, Humas AirNav: Kemungkinan Cargo Antonov
"Yang meninggal akan dikerjakan (dimakamkan) berdasarkan (urutan) data yang ada," lanjutnya.
Ia memberi contoh, pada pekan lalu, ada seorang pasien suspek Covid-19 meninggal di kediamannya di Pancoran Mas pada pagi hari.
Relawan harus terlebih dulu menyambangi keluarga korban dan meminta pengertian bahwa timnya akan kembali dalam beberapa waktu.
Sebab, pada saat itu, tim yang anggotanya berjumlah sekitar 4 relawan itu sedang berjibaku mengurusi 11 antrean jenazah pasien Covid-19 yang telah lebih dulu dilaporkan.
Saat itu, 5 jenazah telah menunggu dijemput di RS Bhakti Yuda dan 6 jenazah lainnya tersebar di rumah masing-masing.
"Yang penting kan semuanya tertangani. Kita juga harus lihat dedikasi teman-teman, relawan-relawan ini, yang juga bagian dari masyarakat, yang mau bekerja dengan risiko tinggi," kata Denny.
Baca juga: Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Delta dengan Umum
Pemerintah telah membentuk hotline per kecamatan untuk pemulasaraan jenazah pasien Covid-19.
Selain itu, para relawan yang berjumlah total 64 orang, telah dibagi ke 11 kecamatan berdasarkan domisili masing-masing guna memangkas waktu dan jarak.
"Permasalahannya, di TPU juga sekarang harus menginformasikan penguburan untuk jenazah agar memiliki lubang. Percuma juga kita bawa jenazah dengan ambulans, di sananya lubangnya nggak ada," ungkap Denny.
"Pemulasaraan jenazahnya mah paling lama sejam. Habis itu anggota keliling lagi menggunakan motor," imbuhnya.
Ia berharap agar warga bersedia bahu-membahu sembari mempersiapkan pemulasaraan jenazah pasien Covid-19, terutama yang meninggal ketika isolasi mandiri, semisal mencari mobil jenazah.
Baca juga: Petugas Damkar Bantu Pemakaman Jenazah Seberat 300 Kg di Duren Sawit, Ada Peti Khusus hingga Katrol
"Kalau mau nunggu mobil TPU, ya tidak mungkin lah, orang mobil TPU terdiri dari 2 mobil jenazah dan 1 mobil damkar, bagaimana 3 unit mau keliling se-Depok?" ujar Denny.
Selama beberapa pekan terakhir, kematian akibat Covid-19 di Depok mencapai kisaran 15-30 korban per hari.
Jumlah itu belum memasukkan angka kematian korban berstatus suspek dan probabel yang tidak dipublikasikan pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.