"Ada warga yang sampai sesak napas, kami angkut pakai becak. Susah akses ambulans. Saya coba telepon ke rumah sakit supaya dapat ruang di ICU (tetapi belum dapat juga) sampai akhirnya meninggal dunia," ujar Ricardo.
Di RW Ricardo, setidaknya 48 keluarga sedang menjalani isolasi mandiri. Sementara itu, tiga orang warganya meninggal dunia saat isolasi mandiri, sebagaimana dilansir Kompas.id.
Berita tentang pasien Covid-19 yang meninggal saat isolasi mandiri bak sudah menjadi makanan sehari-hari warga.
Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Eny Rochayati mengatakan, dirinya sudah sering mendengar kabar kematian tetangga ataupun kerabat dalam beberapa waktu terakhir.
”Kejadian kematiannya tinggi sekali. Setiap hari, ada kematian, paling tidak itu dua orang. Gejalanya sama, sesak napas,” ujar Eny.
Baca juga: Jeritan Pegawai Sektor Esensial dan Kritikal yang Tak Bisa WFH dan Celah Aturan PPKM Darurat
Sebagian dari warga yang meninggal itu, kata Eny, terpaksa bertahan di rumah karena ruang perawatan di berbagai rumah sakit sudah penuh.
LaporCovid-19 mencatatkan hingga Rabu kemarin, ada 548 pasien Covid-19 di Indonesia yang meninggal dunia ketika menjalani isolasi mandiri, 51 di antaranya berdomisili di Jakarta.
Temuan tersebut dihimpun LaporCovid-19 dari laporan warga, media sosial Twitter, dan pemberitaan online. Data ini tidak menggambarkan situasi secara langsung di lapangan.
"Angka tidak menggambarkan penambahan persis hari ini karena temuan hasil lacak kematian juga tetap dicatat walaupun tanggal kejadian sudah lewat selagi masih dalam rentang bulan Juni dan seterusnya," demikian keterangan LaporCovid-19, Rabu.
(Kompas.id/ Stefanus Ato, Kompas.com/ Haryanti Puspa Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.