Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2021, 12:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Johny Syafrudin, meminta pemerintah beri perhatian kepada pengusaha bioskop saat pandemi Covid-19 ini.

Apalagi, pemerintah telah mempersiapkan skenario perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 6 minggu ke depan.

Meski akan tetap menerima keputusan tersebut, Johny mengungkapkan harapannya agar pemerintah membantu bioskop melalui kebijakan. Salah satunya dengan memberikan keringanan biaya listrik.

"Soal uang kita ngerti sudah triliunan duit pemerintah untuk pandemi ini, bantuan buat rakyat, oke saya setuju," kata Johny saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/7/2021).

Baca juga: Pengusaha Bioskop Pasrah jika PPKM Darurat Berlangsung 6 Minggu

"Kalau enggak ada (bantuan) duit, bisa dengan kebijakan membantunya, apa itu? Listrik, kan tinggal melalui Menteri BUMN minta PLN buat bioskop diskon 50 persen umpamanya," lanjut dia.

Pasalnya, selama bioskop ditutup, para pengusaha harus tetap merawat sarana dan prasarana bioskop dan itu tentu membutuhkan biaya yang tak sedikit, terutama terkait penggunaan listrik.

"Peralatan-peralatan seperti itu kalau dibiarkan lewat dari 10 hari sudah jadi karatan, jadi bisa rusak semua. Jadi harus tetap dinyalakan, AC-nya dan lain-lain. Katanya mau diperpanjang lagi, ya tambah parahlah kami," ujar Johny

Johny berusaha mengerti bahwa pemerintah sedang fokus menangani kasus Covid-19 yang beberapa waktu ini mengalami peningkatan. Namun, dia juga berharap adanya sedikit perhatian dari pemerintah untuk para pengusaha bioskop.

Johny menyebutkan, apabila situasi ini terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan banyak bioskop yang ditutup secara permanen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kemungkinan perpanjangan PPKM dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Senin lalu.

Pihaknya sudah menyiapkan skenario perpanjangan PPKM Darurat hingga enam minggu ke depan karena cepatnya mutasi varian baru Delta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Nasib Jon Penjaga Kontrakan Rafael Alun: Digaji Rp 1,4 Juta dan Sempat Dipanggil KPK

Nasib Jon Penjaga Kontrakan Rafael Alun: Digaji Rp 1,4 Juta dan Sempat Dipanggil KPK

Megapolitan
Komisi B Panggil PAM Jaya soal Opini 'Disclaimer' BPK, Pembukuan Palyja-Aetra Bakal Dikorek

Komisi B Panggil PAM Jaya soal Opini "Disclaimer" BPK, Pembukuan Palyja-Aetra Bakal Dikorek

Megapolitan
Polisi: Sindikat Penipu Tiket Konser Coldplay Terindentifikasi di Sulsel

Polisi: Sindikat Penipu Tiket Konser Coldplay Terindentifikasi di Sulsel

Megapolitan
Ini Alasan PN Bekasi Tak Kunjung Eksekusi Uang Ganti Rugi Ahli Waris Pemilik Lahan Tol Jatikarya

Ini Alasan PN Bekasi Tak Kunjung Eksekusi Uang Ganti Rugi Ahli Waris Pemilik Lahan Tol Jatikarya

Megapolitan
Api Sempat Kembali Menyala di Gudang Tripleks Duren Sawit

Api Sempat Kembali Menyala di Gudang Tripleks Duren Sawit

Megapolitan
9 Juta Warga Indonesia Bekerja di Luar Negeri, 5 Juta Orang Berangkat secara Ilegal

9 Juta Warga Indonesia Bekerja di Luar Negeri, 5 Juta Orang Berangkat secara Ilegal

Megapolitan
Ini Upaya Pengurus Alirkan Air Bersih ke Seluruh Penghuni Rusunawa Marunda

Ini Upaya Pengurus Alirkan Air Bersih ke Seluruh Penghuni Rusunawa Marunda

Megapolitan
Kondisi Terkini Gunungan Sampah di TPS Pasar Kemiri Muka, Tersisa 3 Meter, Jalan Sekitarnya Bersih

Kondisi Terkini Gunungan Sampah di TPS Pasar Kemiri Muka, Tersisa 3 Meter, Jalan Sekitarnya Bersih

Megapolitan
PAM Jaya Kirim Air Bersih 10 Truk ke Rusun Marunda Tiap Hari, tetapi Masih Jauh dari Cukup

PAM Jaya Kirim Air Bersih 10 Truk ke Rusun Marunda Tiap Hari, tetapi Masih Jauh dari Cukup

Megapolitan
Cerita Jon Penjaga Kontrakan Rafael Alun, Digaji Rp 1,4 Juta dan Harus Hidupi Anak-Istri di Flores

Cerita Jon Penjaga Kontrakan Rafael Alun, Digaji Rp 1,4 Juta dan Harus Hidupi Anak-Istri di Flores

Megapolitan
Pendinginan di Gudang Tripleks Duren Sawit Berlanjut, Damkar Masih Sirami Tumpukan Papan

Pendinginan di Gudang Tripleks Duren Sawit Berlanjut, Damkar Masih Sirami Tumpukan Papan

Megapolitan
Pengelola: Rusunawa Marunda Alami Krisis Air Bersih sejak 3 Tahun Lalu

Pengelola: Rusunawa Marunda Alami Krisis Air Bersih sejak 3 Tahun Lalu

Megapolitan
Jadwal KRL Commuter Line Jabodetabek Per 1 juni 2023

Jadwal KRL Commuter Line Jabodetabek Per 1 juni 2023

Megapolitan
PAM Jaya Disebut Tengah Bangun Penampungan Air Bersih Khusus untuk Warga Rusunawa Marunda

PAM Jaya Disebut Tengah Bangun Penampungan Air Bersih Khusus untuk Warga Rusunawa Marunda

Megapolitan
4 Juni, 'Car Free Day' Jakarta Ditiadakan

4 Juni, "Car Free Day" Jakarta Ditiadakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com