DEPOK, KOMPAS.com - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Ari Fahrial Syam berpesan kepada pemerintah agar ingat terhadap hak kesejahteraan para dokter dan tenaga kesehatan lain yang saban hari mempertaruhkan nyawa di bangsal Covid-19.
Apalagi, belakangan dikabarkan bahwa 2.000 dokter baru lulus tahun ini akan dipercepat pengangkatannya, supaya dapat segera turun lapangan merespons kedaruratan pandemi Covid-19 saat ini.
Menurut Ari, seberapa banyak dan cepat dokter-dokter itu bisa segera bertugas, amat bergantung pada komitmen pemerintah dalam memenuhi hak itu.
"Tergantung kesiapan pemerintah mau cepat atau enggak. Kalau mau cepat harus ada duitnya kan mengirim orang," kata Ari kepada Kompas.com, Kamis (15/7/2021).
"Kalau nggak ada duitnya, ya, orang mau makan apa? Sudah risiko nyawa," tambahnya.
Baca juga: Pemerintah Serap 2.000 Dokter Baru Lulus untuk Tangani Covid-19, Dekan FK UI: Dulu Dilama-lamain
Pandemi Covid-19 yang melonjak sebulan terakhir kembali membuat angka kematian tenaga kesehatan di Indonesia kembali meningkat.
Ironisnya, dalam situasi genting seperti itu, pembayaran tagihan rumah sakit dan insentif tenaga kesehatan terlambat.
"Insentif dokter internship kemarin baru keluar duitnya, terlambat 9 bulan. Relawan juga ada yang masih belum dibayar oleh pemerintah," ujar Ari.
Sebagai dekan, ia menggaransi tak akan mempersulit penyerapan dokter-dokter baru lulus itu.
Ia bersedia membuat surat keterangan bahwa dokter-dokter itu sudah "siap perang".
Terlebih, setiap tahun, Ari menyebut bahwa fakultas kedokteran se-Indonesia meluluskan sekitar 10.000 dokter baru.
Baca juga: IDI Jakarta: Kemungkinan Kematian Nakes Tinggi karena Tak Dapat Rumah Sakit
Pemerintah saja yang selama ini lamban menyerapnya dan baru sekarang ingin mempercepatnya.
"Maka itu kami titip. Kalau memang begitu, uang insentifnya harus dipastikan aman, uang gaji mereka harus dipastikan aman. Silakan mengangkat cepat-cepat, tapi jangan lupa, mereka itu butuh gaji," ungkapnya.
"Jangan sampai semangat merekrut saja tapi ketika sudah direkrut nanti gajinya terlambat-terlambat," pungkas Ari.
Ancaman eksodus tenaga kesehatan