Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Patungan Rakyat" Bahu-membahu Selamatkan Nyawa Warga Miskin Kota yang Makin Terpinggirkan

Kompas.com - 16/07/2021, 05:30 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Sumber Kompas.id

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat kesehatan menjadi "komoditi" biasa bagi kebanyakan populasi Jakarta, warga miskin Ibu Kota sudah menganggapnya sebagai suatu kemewahan.

Bagaimana tidak, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sandang, pangan, dan papan saja, mereka perlu banting tulang bahkan berutang tanpa tahu kapan bisa membayarnya.

Dan kini, ketika pandemi Covid-19 mendera dan kesehatan menjadi barang langka bagi kebanyakan warga Jakarta, masyarakat miskin menjadi semakin terpinggirkan.

Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Eny Rochayati mengatakan, masyarakat miskin yang tinggal di kampung-kampung Jakarta kini hidup dalam ketidakberdayaan.

Warga bertahan tanpa nafkah, sebagian mungkin sudah terpapar Covid-19 tanpa memiliki daya untuk mengakses rumah sakit, hingga satu per satu meninggal sesak napas.

Baca juga: Di Tengah Keterbatasan, Satu Per Satu Warga Miskin Jakarta Meninggal Saat Isolasi Mandiri

"Kejadian kematiannya tinggi sekali. Setiap hari, ada kematian, paling tidak itu dua orang. Gejalanya sama, sesak napas," ujar Eny kepada Kompas.id.

Oksigen menjadi barang yang sangat langka dan, di saat yang bersamaan, juga sangat dibutuhkan oleh warga miskin kota yang mengalami sesak.

”Kami sudah dapat link dari mana-mana. Tapi saat coba dilacak oleh keluarga, tidak ada, semua kosong. Lalu, ketika dapat oksigen, antrenya seharian. Bisa dibayangkan, orang dalam keadaan sesak napas menunggu oksigen sampai seharian, padahal hitungan menit saja sudah megap-megap,” kata Eny.

Bantuan tabung oksigen

Di tengah ketidakberdayaan tersebut, aktivis Sandiyawan Sumardi memberikan bantuan berupa tabung oksigen agar bisa digunakan oleh JRMK untuk membantu pasien.

Di wilayah padat penduduk Penjaringan, satu tabung oksigen yang didapatkan dari Sandiyawan digunakan bergilir oleh warga setempat.

Baca juga: Saat RS Kolaps, Pasien Covid-19 Meninggal di Jalan hingga Jenazah Tergeletak di Depan Rumah

Jelas saja, satu tabung itu sama sekali tak cukup untuk melayani kebutuhan orang-orang yang menderita sesak napas.

Saat satu warga masih menggunakan tabung itu, warga lain juga mengiba mendapatkan giliran karena mengalami sesak napas. ”Sementara banyak yang teriak, butuh tabung,” kata Eny.

Sementara itu, Sandyawan membenarkan perihal bantuan tabung oksigen tersebut. Bantuan itu disalurkan melalui gerakan "Patungan Rakyat" untuk membantu warga miskin Ibu Kota.

"Kita di awal mulai dengan hanya bermodalkan satu tabung oksigen 1m3, namun dua hari kemudian, dengan sumbangan dana dari para sahabat, kami sudah mulai dapat membeli dua tabung oksigen 1m3, meskipun dengan harga yang cukup mahal," tulis Sandyawan di akun Facebooknya.

Ia sudah mengizinkan Kompas.com untuk mengutip informasi tersebut.

Baca juga: Separah Apa Kondisi Covid-19 di Jakarta? Pasien 10 Kali Lebih Banyak dari Kapasitas RS

Halaman:
Sumber Kompas.id
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com