JAKARTA, KOMPAS.com - Lima ratus hari pandemi Covid-19 melanda Indonesia, banyak lapisan masyarakat terkena dampak.
Sebagian warga terpaksa menutup usahanya, kena PHK, kemudian menganggur.
Sebagian yang beruntung masih bisa bertahan, bekerja dari rumah sambil menerima gaji separuh maupun penuh.
Realita itu jelas dirasakan Ivy (29), warga Jakarta yang bekerja di sektor hospitality, salah satu sektor yang dihantam keras oleh pandemi Covid-19.
Sementara Ivy dirumahkan, kawannya Lody (30) masih bekerja dan digaji oleh perusahaannya.
"Saya ngobrol biasa sama Lody, dari obrolan itu jadi sadar kalau pekerja di Indonesia itu banyak kelasnya. Ada yang privilleged enough untuk bisa WFH (work from home) dan digaji full, ada yang sama sekali nggak dapat penghasilan," tutur Ivy saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/7/2021).
Baca juga: Wacana PPKM 6 Minggu, KADIN: Tidak Tahu Sejauh Mana Pelaku Usaha Mampu Bertahan
Ivy sadar, apa yang ditemuinya di lingkungan pertemanannya merupakan refleksi atas kondisi sosial masyarakat Indonesia yang lebih luas.
Dari obrolan sederhana itu, terlahir ide untuk membentuk platform yang bisa menyalurkan bantuan bagi para pekerja yang nasibnya diombang-ambingkan pandemi, dari pekerja yang masih bisa bertahan.
Pasalnya, Ivy sadar, perusahaan tidak memberikan retribusi apa-apa bagi pegawai yang dirumahkan.
Pemerintah pun, tak dapat memberikan bantuan bagi seluruh rakyat.
"Jadi orang-orang yang masih bisa punya gaji full bisa ngebantu seberapa pun, seenggaknya agar kebutuhan dasar dari pekerja yang harus dirumahkan atau di-PHK ini terpenuhi," kata Ivy.
Ivy dan Lody mengajak dua kawan lainnya untuk merealisasikan ide tersebut, Rheza (30) dan Elham (29).
Sementara Rheza bekerja sebagai programmer dan mengurus back-end system Bagi Rata, Elham berperan sebagai verifikator dan designer.
Sama seperti Elham, Lody juga berperan sebagai designer. Sementara Ivy fokus mengurusi operasional dan partnership Bagi Rata.
Selama tiga minggu platform itu dikembangkan oleh Ivy dan kawan-kawan.
Baca juga: Jika PPKM Darurat Diperpanjang, Asosiasi Pengusaha Hiburan: Harus Jadi yang Terakhir