Menurut Ari, seberapa banyak dan seberapa cepat dokter-dokter itu bisa segera bertugas, amat bergantung pada komitmen pemerintah dalam memenuhi hak itu.
"Kalau nggak ada duitnya, ya, orang mau makan apa? Sudah risiko nyawa. Insentif dokter internship kemarin baru keluar duitnya, terlambat 9 bulan. Relawan juga ada yang masih belum dibayar oleh pemerintah," ujar Ari.
"Kalau memang begitu, uang insentifnya harus dipastikan aman, uang gaji mereka harus dipastikan aman. Silakan mengangkat cepat-cepat, tapi jangan lupa, mereka itu butuh gaji. Jangan sampai semangat merekrut saja tapi ketika sudah direkrut nanti gajinya terlambat-terlambat," ungkapnya.
Rekrutmen ini pun ironis karena terjadi saat nakes yang ada saat ini mulai kehilangan daya lantaran pemerintah tak menghargai mereka.
Sejumlah nakes sudah mundur karena beban kerja yang berat, risiko yang tinggi, sementara insentif dijanjikan pemerintah tak kunjung cair.
Sementara itu, gaji yang dibayarkan RS untuk nakes karyawan tergolong kecil. Bahkan, para nakes yang berstatus relawan sama sekali tak digaji oleh rumah sakit.
Ditambah lagi, kematian nakes juga melonjak belakangan ini karena pandemi tak terkendali.
Baca juga: Pemerintah Serap 2.000 Dokter Baru Lulus untuk Tangani Covid-19, Dekan FK UI: Dulu Dilama-lamain
"Tapi pembayaran insentif ini sangat telat sekali. Insentif dari bulan November tahun lalu baru cair bulan ini," kata Ketua Dokter Indonesia Bersatu, Eva Sri Diana Chaniago kepada Kompas.com kemarin, senada dengan pernyataan Ari.
Banyak nakes yang akhirnya jatuh sakit dan ikut tertular Covid-19. Bahkan para nakes itu juga ikut menularkan virus ke keluarganya di rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.