Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Dikti: Jumlah Dokter Cukup, Bahkan untuk Skenario Lebih Buruk dari Ini

Kompas.com - 16/07/2021, 20:28 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam menegaskan, jumlah dokter masih cukup untuk menangani lonjakan kasus Covid-19.

Oleh karena itu, ia meyakini aturan uji kompetensi bagi mahasiswa yang baru lulus fakultas kedokteran tidak akan menggangu penanganan pandemi.

Nizam mengaku tahu persis soal kebutuhan tenaga dokter karena pihaknya rutin mengadakan rapat dengan Kementerian Kesehatan.

"Dalam rapat koordinasi pekan lalu, kebutuhan tenaga dokter untuk mengatasi lonjakan pandemi sudah tercukupi, bahkan untuk skenario yang lebih buruk dari saat ini," kata Nizam kepada Kompas.com, Jumat (16/7/2021).

Baca juga: IDI: 3.500 Calon Dokter Tak Bisa Bantu Tangani Pandemi karena Terhambat Aturan Ditjen Dikti

Hal ini disampaikan Nizam menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto.

Slamet menyebut ada 3.500 mahasiswa fakultas kedokteran yang telah lulus, namun tidak bisa membantu penanganan pandemi Covid-19 karena terhambat aturan uji kompetensi di Ditjen Dikti.

Slamet meminta para mahasiswa FK yang telah rampung menyelesaikan jenjang pendidikan itu bisa langsung ikut menangani pandemi di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang makin mengganas.

Namun, Nizam menegaskan uji kompetensi penting untuk memastikan setiap lulusan FK bisa bekerja secara kompeten.

Nizam mengatakan, uji kompetensi itu terdiri dari 2 bagian, yaitu Computer Based Test (tes berbasis komputer) dan Objective Structured Clinical Examination (tes roleplay dokter dan pasien).

Uji kompetensi hanya memakan waktu satu hari. Namun, tes itu hanya digelar empat kali dalam setahun, yakni pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.

"Yang belum lulus berkesempatan untuk mengikuti ujian berikutnya 3 bulan kemudian," kata Nizam.

Baca juga: Jawab Kritik IDI, Dirjen Dikti: Kami Tak Mau Ambil Risiko Luluskan Dokter Tak Kompeten

Ia menyebut, uji kompetensi yang dilakukan pada bulan Mei lalu telah meluluskan 3.320 orang, sementara yang tidak lulus jumlahnya di bawah 1.000 orang.

Namun, Nizam mengakui saat ini 3.320 orang yang lulus itu belum bisa berpraktik di faskes karena masih harus menunggu proses penerbitan Sertifikat Profesi.

"Sertifikat profesi diterbitkan oleh masing-masing FK. Saya sudah minta untuk dipercepat," katanya.

Kritik IDI

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com