Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ragam Hoaks tentang Covid-19, Chip Dimasukkan ke Vaksin hingga Pasien Di-Covid-kan di Rumah Sakit

Kompas.com - 19/07/2021, 11:35 WIB
Rindi Nuris Velarosdela

Penulis

 

3. Vaksin Covid-19 Sebabkan Lamban Berpikir dan Susah Menghafal

Informasi hoaks tentang Covid-19 kembali ditemukan di Facebook. Kini, sebuah unggahan menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 dapat menyebabkan gangguan pada otak sehingga membuat lamban berpikir dan sulit menghapal.

Unggahan tersebut disertai tangkapan status seseorang yang diklaim merupakan apoteker dengan akun Facebook bernama Lois Lois.

"Apoteker aja udah gak mau LG vaksin ke-2. Soalnya berasa otaknya jd dungu dan Bolot," demikian salah satu bagian narasi yang diunggah akun tersebut.

"Nah... Jangan2 IDI dan kemenkes Otaknya udah pada lemot2 kyk gak bisa mikir ya makanya jd kyk o-oon gitu.. Mungkin ya.. Soalnya gak ada respon. Jd seperti kehilangan akal sehatnya lagi buat berpikir.. Kasihannya.. Dan gak lama lagi Satu persatu kasus kematian akibat Vaksin akan menghiasi media massa. Dan ingat.. Itu semua akibat di Vaksin!!" tulisnya.

Baca juga: Dinkes DKI: Pasien Covid-19 Gejala Sedang dan Berat Bertambah Cepat

Ahli Patologi Klinis yang juga Direktur RS UNS Tonang Dwi Ardyanto menyatakan, informasi mengenai vaksin Covid-19 yang bisa menyebabkan gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghafal adalah klaim yang tidak benar.

"Yang jelas, anak-anak kita, yang bahkan kurang dari 1 tahun, sudah rutin mendapatkan vaksin termasuk yang metode pembuatannya sama: inactivated. Itu sudah bukti nyata," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/2/2021).

4. Otopsi Jenazah Membuktikan Covid-19 Berasal dari Bakteri

Di media sosial Facebook, beredar narasi yang menyebut bahwa Rusia melakukan otopsi jenazah Covid-19 dan menemukan penyebab Covid-19 adalah bakteri.

Informasi hoaks itu salah satunya diunggah oleh akun Facebook EmplawasBoy MrBrowny, pada 2 Mei 2021 pukul 10.47 WIB. Ia menyebut bahwa Rusia adalah negara pertama di dunia yang melakukan otopsi post mortem terhadap jenazah Covid-19.

"Setelah penyelidikan menyeluruh, ditemukan bahwa Covid-19 tidak ada sebagai virus, melainkan bakteri yang telah terpapar radiasi dan menyebabkan kematian manusia melalui pembekuan darah," tulis dia.

"Penyakit ini adalah tipuan global, "tidak lain adalah koagulasi fellium-intravaskular (trombosis) dan metode pengobatannya adalah kuratif". Tablet antibiotik Anti-inflamasi dan Minum antikoagulan (aspirin). Hal ini menunjukkan bahwa penyakit dapat disembuhkan," tulisnya.

Narasi itu juga menyebut bahwa bakteri ini berkaitan dengan radiasi jaringan 5G.

Baca juga: Anies Minta Warga Jakarta Gelar Shalat Idul Adha di Rumah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Mau Jadi Cawalkot Depok, Sekda Supian Suri Singgung Posisinya yang Tak Bisa Buat Kebijakan

Megapolitan
Menguak Penyebab Kebakaran Toko 'Saudara Frame' yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Menguak Penyebab Kebakaran Toko "Saudara Frame" yang Memerangkap Tujuh Penghuninya hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Kasus Bocah yang Setir Mobil Pameran hingga Tabrak Tembok Mal di Kelapa Gading Berujung Damai

Megapolitan
Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Tak Beda Jauh Nasib Jakarta Setelah Jadi DKJ, Diprediksi Masih Jadi Magnet Para Perantau dan Tetap Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com