"Bagikan informasi ini dengan keluarga, tetangga, kenalan, teman, kolega Anda sehingga mereka dapat menghilangkan rasa takut terhadap Covid-19 dan menyadari bahwa ini bukan virus, tetapi bakteri yang hanya terpapar radiasi 5G," tulis dia.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut keliru. Laman Kementerian Kesehatan Rusia menyatakan bahwa Covid-19 sebagai virus dan sumber penyakit itu disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan tidak ada penelitian yang menghubungkan paparan teknologi nirkabel dengan efek negatif pada kesehatan.
Baca juga: Evaluasi PPKM Darurat, Anies Sebut Masih Banyak Pasien Antre Masuk Rumah Sakit
Akun Facebook James Bowie mengunggah sebuah video berdurasi 46 detik yang menampilkan sejumlah "jenazah" diletakkan berjajar di lantai dan hanya ditutupi kain putih.
Dalam narasinya, pemilik akun menyebut bahwa Covid-19 varian Delta sangat mematikan. Namun, di bagian bawah video, pemilik akun menyebut bahwa jenazah pasien Covid-19 varian Delta masih bisa bergerak.
"WASPADA TERHADAP SERANGAN AKTING PLANDEMI - part 5. Mayat korban kopit nya kok bisa gerak gerak?"
Hingga Selasa (13/7/2021), unggahan James Bowie sudah mendapat 163 emoji, 48 komentar, dan 1,3 ribu kali tayang.
Dari hasil penusuran Kompas.com, video tersebut berasal dari unggahan di YouTube oleh akun koran Al-Badeel, yang diunggah 28 Oktober 2013. Video tersebut merupakan video aksi demontrasi mahasiswa Al-Azhar University, Kairo, Mesir, bukan jenazah pasien Covid-19.
Informasi hoaks yang sering dipercaya oleh masyarakat adalah pasien batuk dan pilek akan "di-Covid-kan" ketika diperiksa di rumah sakit.
Informasi itu tersebar secara masif di media sosial Facebook.