Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaikan Pipa PDAM Kota Bogor Selesai, Proses Normalisasi Butuh 1-2 Hari

Kompas.com - 20/07/2021, 21:33 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Direktur Utama Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, Rino Indira Gusniawan memastikan, pengerjaan perbaikan saluran pipa transmisi air yang mengalami kebocoran di jalur Intake Ciherang Pondok-IPA Dekeng telah selesai dilakukan.

Meski begitu, Rino menyampaikan, proses normalisasi membutuhkan waktu sekitar satu atau dua hari ke depan. Karena itu, dia meminta warga yang terdampak krisis air untuk bersabar.

"Semua sudah kami siapkan dalam hal perbaikan, tapi namanya rencana pasti ada kendala, seperti hujan turun dan ada part (bagian) yang harus dipotong. Saat ini air sudah bisa dialirkan ke WTP Dekeng. Sudah mengalir 1.200 liter per detik," kata Rino, Selasa (20/7/2021).

Dia melanjutkan,  pipa bocor transmisi air baku 1.000 milimeter (mm) di jalur Intake Ciherang Pondok-IPA Dekeng itu berawal dari adanya pengerjaan eskavator proyek double track (rel ganda) Bogor-Sukabumi.

Baca juga: Krisis Air Saat Idul Adha, Warga Bogor Gunakan Air Galon untuk Berwudu

Saat pengerjaan, ada material batu menimpa air valve yang berfungsi untuk mengeluarkan angin di dalam punggungan pipa.

"Kemudian air menyembur, kami prediksi hanya batangnya saja yang kena, karena tertimpa. Setelah dicek yang terkena sambungan ke pipa patah. Kemudian kami lakukan dua skema rencana perbaikan dan diambil yang tercepat," ujar dia.

Ia menjelaskan, masih ada 400 meter pipa yang dikhawatirkan rawan terjadi kerusakan dengan adanya pengerjaan proyek double track Bogor-Sukabumi tersebut. Total sekitar 1,6 kilometer pipa milik Perumda Tirta Pakuan yang bersinggungan dengan proyek double track itu.

Rino mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan kontraktor pelaksana proyek double track untuk dilakukan penguatan.

"Kami saat ini masih berpikir air mengalir, untuk berhitung penggantian dari pihak kontraktor pelaksana double track, belum dihitung. Kami nanti berhitung berapa jumlah effort yang dikeluarkan dan berapa jumlah air dikeluarkan. Dampak sosial yang paling mengena, 70 pelanggan mengamuk. Untuk penghitungan akan dilakukan oleh Dirtek dan Dirum berapa jumlahnya," kata dia.

Sebelumnya, sejumlah warga di Kota Bogor, Jawa Barat, terpaksa tak bisa mendapatkan layanan air bersih setelah saluran pipa milik PDAM Tirta Pakuan mengalami kebocoran pada Minggu malam lalu.

Sebanyak 44 wilayah di empat kecamatan di Kota Bogor yang terdampak mengalami kesulitan pasokan air bersih.

Baca juga: Pipa PDAM Tirta Pakuan Patah, Warga Bogor Antre sejak Subuh demi Air Bersih

Bojang, warga Pondok Rumput, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, ini misalnya. Ia mengaku sudah tiga hari air di rumahnya mati.

Bojang mengatakan, untuk mensiasati kebutuhan air seperti mandi dan keperluan lainnya, ia terpaksa harus menggunakan air galon yang dibelinya dari tempat air isi ulang.

"Sudah tiga hari enggak ada air, mandi pakai air galon. Tadi pagi buat wudhu sebelum shalat Id juga pakai air galon," ungkat Bojang.

Warga lainnya, Ismayati, mengaku terpaksa harus mengantre sejak subuh demi bisa mendapatkan air.

Ismayati menceritakan, banyak warga di daerahnya yang memanfaatkan sumur atau sumber mata air yang tak jauh dari lingkungan tempat tinggalnya.

"Ibu-ibu di sini dari subuh udah ngantre ambil air. Karena kebetulan di dekat rumah saya ada mata air, jadi banyak yang ke sana supaya bisa nampung air," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com