Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Pengendara Lolos Operasi Penyekatan karena Potong Jalan di Kota Bogor, Ini Penjelasan Polisi

Kompas.com - 21/07/2021, 11:44 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Sebuah video berdurasi 30 detik yang memperlihatkan sejumlah kendaraan bermotor lolos dalam operasi penyekatan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Kota Bogor, Jawa Barat, viral di media sosial.

Video yang diunggah oleh admin akun Instagram @lambe_turah memperlihatkan seorang pengendara sepeda motor merekam detik-detik saat dia bersama beberapa pengendara lainnya lolos dalam penyekatan PPKM darurat yang dijaga oleh petugas.

Dalam video, para pengendara motor terlihat memotong jalan dengan memanfaatkan jalur pom bensin yang tak jauh dari lokasi penyekatan.

Baca juga: PPKM Darurat Berlaku Hingga 25 Juli, STRP Jakarta Tak Perlu Diperpanjang

Video itu diambil di Jalan Veteran, Kota Bogor. Hingga hari ini, video tersebut sudah dilihat oleh lebih dari 3 juta penonton.

"Ada yang ngerti maksudnya apa dilakukan penyekatan? Jalan utama disekat, motong jalan dikit, tapi masih bisa lewat," tulis narasi dalam video tersebut.

Kepala Polresta Bogor Kota Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro membenarkan rekaman video yang viral itu diambil di Jalan Veteran, Kota Bogor.

Namun, Susatyo membeberkan bahwa rekaman video itu diambil ketika petugas sedang mempersiapkan penyekatan.

"Saat direkam, petugas sedang mempersiapkan penyekatan. Jadi belum dimulai (penyekatan). Karena dilaksanakan serentak di 10 titik, menunggu titik lainnya siap supaya tidak terjadi efek karambol kemacetan," kata Susatyo saat dikonfirmasi, Rabu (21/7/2021).

Baca juga: Anies: Kepada Pengurus Masjid, Sadarilah Rumah Sakit Sudah Penuh

Susatyo menambahkan, selama pelaksanaan PPKM darurat di Kota Bogor, petugas memiliki tiga pola penyekatan.

Sehingga, Susatyo menjamin, tidak akan ada pengendara yang bisa lolos dalam operasi penyekatan sekali pun menggunakan jalur-jalur pintas.

"Terdapat tiga pola penyekatan yang titik dan waktunya disesuaikan dengan dinamika di lapangan untuk mencegah jalan-jalan tikus," ungkapnya.

Dia juga menjelaskan, ada penambahan titik sekat di Kota Bogor yang dilakukan untuk menekan mobilitas masyarakat.

Baca juga: Krematorium Cilincing Tarik Tarif Kremasi Rp 7 Juta, Gratis bagi Keluarga Tak Mampu

Bahkan, sambung Susatyo, kepolisian setiap harinya melakukan evaluasi data terhadap perkembangan situasi di lapangan selama penerapan PPKM darurat.

Dengan adanya evaluasi itu, Satgas Covid-19 dan petugas yang berjaga di lokasi penyekatan memiliki teknis dan cara untuk bertindak.

"Karena itu harus kami antisipasi dengan menambah titik-titik penyekatan sebagaimana yang sudah disebar. Kami lakukan penyekatan-penyekatan berdasarkan evaluasi data," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com