Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibandingkan Hari Pertama PPKM Darurat, Penularan Covid-19 Saat Ini Lebih Parah

Kompas.com - 21/07/2021, 18:21 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta tidak menjadikan turunnya jumlah kasus baru Covid-19 harian sebagai acuan pelonggaran PPKM darurat Jawa-Bali.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo mengumumkan perpanjangan PPKM darurat selama lima hari ke depan dan menjanjikan relaksasi setelahnya jika keadaan dinilai membaik.

"Alhamdulillah, kita bersyukur, setelah dilaksanakan PPKM darurat, terlihat dari data, penambahan kasus dan kepenuhan bed rumah sakit mengalami penurunan," kata Jokowi, kemarin.

Baca juga: PPKM Level 4 Berlaku, Simak Aturan Terbaru Keluar Masuk Jakarta

Pernyataan ini problematik. Pertama, penambahan kasus harian adalah parameter yang lemah untuk menyimpulkan situasi pandemi, karena ditentukan oleh faktor lain seperti jumlah tes.

"Kalau kita bandingkan dengan di awal PPKM (darurat), 3 Juli itu ada hampir 111.000 orang diperiksa, yang ketemu positif 27.913," kata co-inisiator koalisi warga Lapor Covid-19, Ahmad Arif, kepada Kompas.com, Rabu (21/7/2021).

"Nah, kemarin Selasa (20/7/2021), dari yang diperiksa 114.674, yang positif itu 38.325 kasus. Seharusnya kan, kalau yang diperiksa segitu, kalau memakai pola penularan 3 Juli saja, harusnya kita hanya ketemu 28.841 kasus," jelasnya.

Itu artinya, penularan Covid-19 di tengah masyarakat saat ini justru lebih buruk ketimbang saat PPKM darurat pertama kali diberlakukan. Jangankan berkurang, stagnan pun tidak.

Baca juga: Jakarta PPKM Level 4, Wagub DKI: Kami Mengikuti Kebijakan Pemerintah Pusat

Tren perburukan ini justru semakin kentara melihat rasio kasus positif pada hari kemarin, saat sebagian kalangan merasa lega melihat jumlah kasus baru yang turun daripada biasanya.

"Positivity rate kemarin itu saja 47,62 persen. Sementara, rata-rata positivity rate seminggu terakhir 42,28," tambah Arif.

Soal tingkat keterisian rumah sakit (bed occupancy rate, BOR), statistik yang diklaim stagnan pun tidak dapat dibaca mentah-mentah.

Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit bukannya tidak bertambah, melainkan penambahannya diikuti dengan penambahan kapasitas rumah sakit.

Baca juga: PPKM Darurat Berlaku Hingga 25 Juli, STRP Jakarta Tak Perlu Diperpanjang

Ini baru dari segi statistik. Di lapangan, warga yang keluarganya terpapar Covid-19 tahu betul keadaan tak membaik sama sekali.

Puskesmas tidak responsif karena sudah kewalahan. Rumah sakit penuh antrean pasien, sebagian lain krisis oksigen.

Pasien Covid-19 bergejala sedang hingga berat terpaksa isolasi mandiri dan tak sedikit yang meninggal tanpa pertolongan. Kabar duka datang silih berganti, dari kolega hingga kerabat.

Baca juga: Anies: Kepada Pengurus Masjid, Sadarilah Rumah Sakit Sudah Penuh

"Kami kan bantu mencarikan rumah sakit untuk warga, ternyata belum ada penurunan (pasien). Kami juga masih kesulitan untuk mencarikan rumah sakit. Kalaupun ada, kami masih harus mengantre 1-2 hari, bisa lebih," ungkap Arif.

"Sekarang, dari data kami sudah 1.152 orang yang meninggal di luar rumah sakit. Itu secara nasional. Jawa yang paling banyak, tapi trennya meluas. Mulai ada laporan juga di NTT, NTB, Kaltim, Kalbar, Sumbar," tutur Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com