JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus harian Covid-19 di Indonesia, terutama wilayah Jabodetabek, melonjak drastis dalam sebulan terakhir.
Akibatnya, sejumlah rumah sakit kolaps dan banyak pasien yang tidak mendapatkan perawatan. Banyak pasien Covid-19 yang harus antre lama di luar rumah sakit dengan kondisi kesehatan yang terus memburuk.
Tak sedikit pula ditemukan pasien Covid-19 mengembuskan napas terakhir di luar rumah sakit atau saat menjalani isolasi mandiri.
Data koalisi warga Lapor Covid-19 menemukan, sejak Juni 2021, setidaknya ada 739 pasien Covid-19 meninggal saat isolasi mandiri maupun dalam upaya mencari pertolongan ke rumah sakit.
Baca juga: Pakar Sarankan OTG Covid-19 Rontgen Toraks untuk Cegah Pemburukan Saat Isoman
Jumlah tersebut diprediksi bisa lebih besar lagi karena tak semua kematian di luar fasilitas kesehatan terlaporkan dan terpantau.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menjelaskan, pasien Covid-19 bisa mengalami pemburukan kondisi saat menjalani isolasi mandiri.
Penyebabnya adalah mereka memiliki pneumonia di paru-parunya, tetapi merasa tidak memiliki gejala apa pun. Oleh karena itu, mereka menganggap dirinya OTG.
"Orang yang terinfeksi itu hampir selalu yakin dirinya OTG, walaupun ada batuk, demam, sesak, pokoknya, 'Saya sehat, saya isolasi mandiri'," ujar Zubairi kepada Kompas.com.
"Pasien ada batuk-batuk dengan sesak, itu bukan OTG," lanjutnya.
Pneumonia pada pasien Covid-19 baru diketahui ketika menjalani pemeriksaan rontgen toraks. Namun, pneumonia tak tertangani dengan baik karena rumah sakit sedang dalam keadaan penuh.
Pemburukan kondisi saat isolasi mandiri juga bisa terjadi dalam waktu singkat sehingga berujung kematian.
Baca juga: Pakar: Banyak Pasien Covid-19 Merasa OTG, Saat Rontgen Ternyata Ada Pneumonia
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.