Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/07/2021, 21:04 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan 2.000 Nasi Box yang diinisiasi pengusaha butik di Jakarta, Viny Eriyanto alias Vyn, diklaim berhasil menginspirasi banyak orang untuk melakukan aksi serupa, yakni memberikan bantuan makanan untuk warga yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman).

Dimulai sejak 7 Juli 2021, kini sudah ada 100 donatur yang menyumbang dan 28 orang yang tergabung dalam Gerakan 2.000 Nasi Box.

"Hingga 22 Juli 2021, setidaknya sudah terkumpul donasi lebih dari Rp 100 juta untuk membiayai makanan dan biaya kirim pasokan konsumi para peserta," ungkap Vyn saat dihubungi, Kamis (22/7/2021).

Baca juga: Bantuan Sembako Terus Digencarkan untuk Warga Permukiman Kumuh di Jakarta Selatan

Donasi tersebut dimanfaatkan Vyn dan timnya untuk menyediakan konsumsi untuk 237 pasien Covid-19 selama 10 hari. Pasien tersebut berasal dari wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

"Totalnya ada 4.740 nasi boks dengan dibantu pengiriman dari 2.300 pengantar ojek online," kata Vyn.

Selain itu, Vyn mengatakan bahwa kini semakin banyak masyarakat yang menghubunginya untuk melakukan hal serupa.

"Mereka menanyakan bagaimana format dan proses logistiknya. Semuanya tentang tata cara melakukan aksi ini," kata dia.

Baca juga: Kedai Kopi di Kebayoran Baru Bagi-bagi Makanan Gratis, Sasarannya Ojol hingga Pemulung

Selain di Jadetabek, lanjut dia, telah dibuka juga gerakan yang sama, yakni "Gerakan 2.000 Nasi Box" di sejumlah wilayah yang dikelola secara mandiri oleh orang lain.

"Gerakan juga melebar di kota lain, yaitu Bogor, Banjarmasin, Pontianak, dan menyusul sebentar lagi Jaya Pura," lanjut dia.

Lebih jauh Vyn mengaku bersyukur bahwa gerakan ini didukung dan dilakukan dengan baik oleh banyak orang. Timnya tidak hanya bertugas melakukan pengiriman makanan, melainkan juga melakukan verifikasi data peserta yang masuk.

"Tidak semua pendaftar bisa menjadi peserta. Kami cek dulu apakah bantuan tepat sasaran pada orang yang membutuhkan," kata dia.

Ini dilakukan, lantaran ada cukup banyak pendaftar yang masuk ke pihaknya. Alasan ini pula lah yang melatarbelakangi, saat ini, pendaftaran peserta ditutup sementara sejak 16 Juli 2021.

"Karena sudah terlalu banyak, kami fokus dulu pada pasien yang ada hingga 10 hari ke depan. Nanti buka lagi Agustus 2021," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Penyesalan Kekasih Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading, Minta Maaf Tinggalkan Korban Saat Tengah Pendarahan

Megapolitan
Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com