Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miris, Ada Orang Manfaatkan Bantuan Pasien Isoman Kurang Mampu

Kompas.com - 23/07/2021, 12:47 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah kesulitan, masyarakat berusaha saling membantu untuk menghadapi pandemi Covid-19 saat ini. Namun, masih ada saja segelintir oknum yang memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi.

Hal ini diceritakan Viny Eriyanto alias Vyn, penginisiasi "Gerakan 2000 Nasi Box", sebuah gerakan memasok makanan untuk masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman).

Para penerima bantuan akan mendapatkan 2 paket makanan setiap hari selama 10 hari ke depan. Paket makanan berisi makanan bergizi buatan restoran dan catering berkualitas.

Ia menceritakan, gerakan ini diperuntukan untuk pasien Covid-19 yang mengalami hambatan saat isoman.

"Bantuan ini diperuntukan bagi pasien yang susah mencari makan seperti tidak ada keluarga, tinggal di tempat kos, kondisi sebagai tulang punggung keluarga, atau pekerja buruh harian," ungkap Vyn saat dihubungi, Kamis (22/7/2021).

Baca juga: 6 Aksi Kemanusiaan Warga di Tengah Gelombang Kedua Covid-19, Merawat Asa di Tengah Nestapa

Sejak dibuka pada 7 Juli 2021, ia mengaku ada saja masyarakat yang tergolong masih mampu, turut mendaftar bantuan tersebut.

"Dari sekitar 300 lebih pendaftar, hanya sekitar 267 orang yang lolos. Kami melakukan verifikasi untuk memastikan bahwa bantuan diterima pada orang yang paling membutuhkan," kata dia.

Bahkan, pihaknya sempat kecolongan dan mendapati beberapa peserta yang ternyata tidak tepat sasaran.

"Saat dikirimkan paket makanan hari pertama, kami dibantu pengantar makanan yaitu pengemudi ojek online, untuk memfoto tampak luar rumah peserta tersebut," kata dia.

Baca juga: Aturan Lengkap PPKM Level 4 di Jakarta: Sektor Usaha, Tempat Ibadah, hingga Perjalanan

Dari foto-foto tersebut lah, timnya melakukan pemeriksaan lanjutan.

"Ada yang rumahnya bagus dan besar, ada yang ternyata tinggal di rumah dengan ruko. Setelah diperiksa lebih lanjut dan diputuskan pasien tersebut masih mampu, maka bantuan akan berhenti di situ dan dialihkan ke pasien yang lebih membutuhkan," jelas Vyn.

Vyn menegaskan, bantuan gerakan ini diperuntukan bagi orang yang benar-benar tidak mampu sesuai dengan syarat.

"Bukan untuk mereka yang memanfaatkan situasi," lanjut dia.

Selain itu, ia mengaku masyarakat yang masih mampu namun ikut mendaftar dapat memperlambat gerakan para relawan.

Karena pihaknya harus memverifikasi data, sementara banyak pasien tidak mampu yang butuh bantuan dengan segera. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com