BOGOR, KOMPAS.com - Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Jawa-Bali sejak awal Juli lalu ternyata belum terbukti ampuh menekan penularan Covid-19.
Di Kota Bogor, Jawa Barat, tercatat peningkatan 29.000 kasus Covid-19 selama penerapan PPKM sejak 3 Juli 2021.
Kondisi pandemi yang makin parah ini membuat tenaga kesehatan (nakes) kewalahan dan kemudian menghadapi risiko keterpaparan yang lebih besar.
Banyak dari mereka menanggung beban ganda karena harus menggantikan rekan yang sakit karena terpapar virus corona. Di saat yang bersamaan, jumlah pasien terus meningkat.
”Nakes kelelahan, imun turun sehingga mudah terpapar," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, Kamis (22/7/2021), dilansir dari Kompas.id.
Baca juga: Kota Bogor Terapkan Ganjil Genap 24 Jam Mulai Hari Ini, Berikut Daftar Lokasi Pemeriksaan
Saat ini, setidaknya 400 nakes di Kota Bogor terpapar Covid-19. Mereka harus menjalani isolasi mandiri.
Kondisi ini dikhawatirkan menganggu penanganan Covid-19 secara keseluruhan. Banyak pasien akan kesulitan mendapatkan perawatan karena jumlah nakes terus berkurang.
Oleh karena itu, pengendalian kasus positif harus ditekan semaksimal mungkin dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Selain itu, Direktur Utama RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir menuturkan, saat ini ruang isolasi dewasa sudah penuh pasien dan krisis oksigen juga masih belum teratasi sepenuhnya.
Banyaknya pasien yang masuk dalam keadaan kritis membuat suplai oksigen cepat habis.
Baca juga: 183 Pasien Covid-19 di Kota Bogor Meninggal Saat Isoman, 81 Persen Belum Divaksinasi